Perempuan yang dikenal sebagai dokter Tifa seakan tidak pernah sepi membuat kegaduhan, sehingga membuat banyak orang heran kenapa dia dibiarkan bebas bicara sesuai kehendaknya.
Belum selesai melancarkan tuduhan ijazah sarjana Presiden Joko Widodo (Jokowi) palsu, kini dia melontarkan cuitan yang membuat netizen geleng-geleng kepala.
Cuitan terbaru pemilik nama panjang Tifauzia Tyassuma itu tentang himbauan untuk bersiap terhadap perang dunia ke-3 yang akan berdampak bagi negara kita. Tentu saja banyak yang geli dan meragukan pikiran Tifa tersebut.
Sebenarnya itu bukan kali pertama, masyarakat meragukan pemikiran perempuan yang mendapat gelar dokter dari Universitas Gajah Mada (UGM) itu. Tifa pernah menjadi bulan-bulanan saat mendapat julukan dokter lockdown dan saat ketahuan tidak pernah mendapat gelar Doktor.
Tifa pernah dijuluki dokter lockdown itu karena saat Pandemi Covid-19, dia yang paling bersikeras pada pemerintah untuk meminta lockdown. Namun, saat pemerintah menyatakan semi lockdown, dari cuitan di media sosial (medsos) ketahuan Tifa sudah lari dari komplek perumahannya untuk menghindari lockdown.
Sedangkan fakta menggemparkan baru-baru ini adalah tentang gelar doktor filsafat yang tidak pernah didapatkan oleh Tifa. Hal itu disampaikan olehk ketua Ikatan Alumni STF (Sekolah Tinggi Filsafat) Driyarkara (IKAD) Prastowo Yustinus di Twitter.
'Saya sebagai Ketua Ikatan Alumni STF Driyarkara (IKAD) meneruskan pengumuman pengurus STF Driyarkara. Saudari @DokterTifa bukan lulusan Program Doktor STF Driyarkara sebagaimana diberitakan beberapa media. Ybs pernah ikut Program Matrikulasi dan tidak selesai. Tks,' cuitan dari Prastowo.
Kenapa Tifa Bisa Bicara Seenaknya
Banyak pihak yang heran, kenapa Tifa masih bisa bicara seenaknya tanpa tersandung masalah hukum atau hilang dari perhatian publik. Nyatanya, pernyataan dari perempuan yang mengaku dokter ahli epidemiologi itu sering membuat geram masyarakat.
'Saya akui stamina dia untuk nyinyir/membenci sangat besar,' tulis seorang netizen.
'Jgn sampai ini masuk kritikan. Ini fitnah jatuhnya klu di hukum jgn bilang kriminalisasi," komentar yang lain.
Berikut ini Benhil mengumpulkan dari berbagai sumber tentang 4 alasan kenapa Tifa bisa bebas bicara, yaitu:
1. Menggunakan Twitter
Berbeda dengan Facebook dan Instagram, Twitter adalah medsos yang menjunjung tinggi kebebasan berbicara sebagai nilai inti. Siapa saja bisa mengeluarkan pendapat tanpa takut di sensor atau dihapus oleh admin Twitter.
Kebebasan tersebut punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, masyarakat di segala lapisan bisa menuangkan pendapat. Kekurangannya, jika yang dibicarakan berlebihan, netizen lain tidak bisa melaporkan ke pihak admin Twitter.
Itulah kenapa, cuitan Tifa dan orang-orang seperti dia tetap bisa muncul di medsos dan ditanggapi secara luas.
2. Rawan DiPolitisasi
Untuk menindak tegas orang seperti Tifa butuh kehati-hatian dan perhitungan yang matang. Jika salah langkah bisa dimanfaatkan oleh lawan politik.
Sebagai contoh, saat Roy Suryo (yang juga sering nyinyir pada pemerintah) ditangkap karena mengedit stupa Borobudur dengan wajah Presiden Jokowi, mantan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) serta merta menghimbau Jokowi jangan arogan.
3. Indikasi Pemakluman
Meski kebanyakan yang diserang adalah Jokowi, Tifa juga nyinyir pada pejabat negara lain, seperti Maruf Amien, Anies Baswedan, dan lain-lain. Hampir semua pihak yang diserang menganggap komentar Tifa hanya angin lalu saja, sehingga mereka memaklumi kondisi 'istimewa' dari perempuan yang juga mengaku aktivis sosial itu.
4. Berlindung Pada Profesi dan Politik Identitas
Dengan berlindung dengan profesi dokter dan penampilan yang agamis membuat orang pada umumnya segan untuk mengkritisi atau bahkan menyerang balik pada Tifa.
Meskipun begitu, pepatah mengatakan 'sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga'. Orang yang menanam hal positif akan memanen hasilnya kelak, Begitu juga sebaliknya. [Benhil]