Siswa SMK-SMAK Padang bersama pembimbing berkolaborasi menetaskan inovasi untuk mengolah limbah darah sapi menjadi pupuk organik cair.
Inovasi itu lalu dinamai Pupuk Organik Cair Darah Sapi Rumah Potong Hewan atau disingkat POC Darsa Rupawan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dody Widodo beberapa waktu lalu mengatakan Berdasarkan hasil pengujian, inovasi ini dapat dipakai untuk menyuburkan padi, tanaman buah, sayur-sayuran, palawija, dan tanaman hias.
SMK-SMAK Padang merupakan salah satu sekolah vokasi yang dimiliki oleh Kemenperin.
Produksi Massal
Saat ini POC Darsa Rupawan sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta mendapatkan hak paten dengan nomor IDP000046551 pada 2017. Inovasi ini juga berhasil masuk dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada Jumat 24 Juni 2022 lalu.
Di lingkup Kemenperin sendiri, POC Darsa Rupawan masuk jajaran dua besar inovasi terbaik 2021.
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Kesenian Rampak Bedug dari Banten
Dody berharap inovasi POC Darsa Rupawan ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan limbah darah sapi, dengan mengurangi limbah tersebut dan meningkatkan manfaatnya bagi lingkungan.
Selain itu, juga dapat membantu para petani untuk pemupukan lahan pertanian dengan biaya yang lebih terjangkau, sehingga bisa turut menghemat biaya subsidi pupuk pemerintah.
Sebagai perbandingan, saat ini total harga subsidi pupuk per satu hektare sebesar Rp 1,5 juta.
"Dengan pupuk yang kita gunakan bisa menghemat sekitar Rp796 ribu. Karena total biaya produksi per hektare pupuk cair ini sebesar Rp744 ribu untuk 240 liter POC Darsa Rupawan,” ungkap Dody dikutip dari Indonesia.go.id.
Sekjen Kemenperin memperkirakan penggunaan pupuk cair hasil inovasi SMK-SMAK Padang tersebut dapat menghemat subsidi pupuk hingga sebesar Rp 1,4 triliun.
Dody berharap, upaya yang telah dilakukan oleh SMK-SMAK Padang bisa diduplikasi ke seluruh penjuru Indonesia. Sehingga permasalahan limbah RPH di berbagai daerah bisa teratasi dengan inovasi tersebut.
“Inovasi ini akan sangat bermanfaat apabila bisa kita kembangkan. Karena bisa mengurangi penggunaan pupuk bersubsidi dan diharapkan bisa meningkatkan hasil pertanian yang menggunakan pupuk POC Darsa Rupawan ini," terangnya.
Baca juga: Mengenal RPH Ciroyom, Bangunan Peninggalan Belanda di Kota Bandung
Saat ini sosialisasi dan duplikasi baru dilakukan di daerah Sumbar. Pada 2019, SMK-SMAK Padang telah melakukan penandatangan kesepakatan (memorandum of understanding) dengan Pemerintah Kota dan Dinas Pertanian Kota Padang untuk memberikan pelatihan pengolahan limbah darah sapi menjadi POC.
Awalnya, sosialisasi dilakukan kepada petugas RPH Lubuk Buaya dan Aia Pacah Padang. Setelah itu, SMK-SMAK Padang juga memberikan pelatihan kepada kelompok tani, PKK, dan Karang Taruna di Kota Padang, seperti Kelurahan Limau Manis, Piai Tangah, Tarantang, dan Ampang.
Kemudian pada 2021, SMK-SMAK Padang mengikat kerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar. Sebanyak 24 petugas RPH di Sumbar telah mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk ini. Beberapa RPH kemudian telah membuat pupuk tersebut, misalnya RPH di Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Batusangkar.
Pada tahun yang sama, SMK-SMAK Padang menjalin kerja sama dengan Kelurahan Nunang Daya Bangun, Kota Payakumbuh untuk pengembangan POC Darsa Rupawan. Selain RPH, beberapa kelompok tani juga sudah memproduksi dan memanfaatkan POC ini untuk tanaman mereka. Bahkan ada yang telah memiliki izin usaha produksi.
Saat ini POC Darsa Rupawan sudah diproduksi secara massif melalui teaching factory dari Kemenperin serta dukungan dari empat RPH. Produknya juga telah dijual di wilayah Sumbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Erinaldi menyatakan bahwa kehadiran POC Darsa Rupawan mampu menekan biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk. Sehingga, lebih murah karena bahan bakunya tidak sulit didapat dan kandungan POC tersebut menyuburkan tanah dan memberi hasil panen lebih banyak.
Kepala SMK-SMAK Padang Nasir berharap, seluruh RPH di Sumbar dapat mereplikasi POC Darsa Rupawan. Pasalnya itu dapat menambah pendapatan pengelola RPH lewat pemanfaatan limbah darah sapi yang awalnya dibuang begitu saja.
Inovasi ini justru ikut memberi nilai tambah bagi kesejahteraan petani dan produktivitas tanaman. Selain itu biaya produksinya hanya untuk pembelian gula dan bioaktivator. [Benhil Online]