PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) memutuskan untuk memindahkan venue dari JIS ke Stadion Pakansari karena terdapat beberapa ketentuan dari FIFA (Federation Internationale de Football Association) yang belum bisa dipenuhi oleh JIS menyangkut sarana dan prasarana.
Kabar tersebut langsung disambut secara politis oleh netizen yang kandung menganggap stadion megah tersebut adalah lambang kesuksesan Gubernur Anies Baswedan selama memimpin DKI Jakarta.
'Ujung2 nya nanti menjatuhkan atas nama calon,, 😀😀😅😅 politik kotor n pengecut,' tulis seorang netizen yang enggan disebutkan namanya.
'Ke solo ato medan cocok..anak mantu,' tulis netizen lain yang menyindir pada anak (Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka) dan menantu (Walikota Medan, Bobby Nasution) dari Presiden Joko Widodo.
Padahal Sekjen PSSI Yunus Nusi meski mengakui kemegahannya, namun dia juga menyatakan, JIS masih ada banyak hal yang belum memenuhi standar FIFA.
"Kalau soal stadion harus kita akui. Itu megah layaknya stadion di Eropa. Demikian juga rumput stadion. Semua berstandar FIFA. Namun, yang kita soroti itu sarana dan prasarana perimeter stadion yang belum selesai 100%. Jadi netizen, pelaku sepakbola, atau siapapun yang senang dengan sepakbola jangan salah sangka atau menuduh PSSI yang bukan-bukan. Kritikan PSSI ini untuk kebaikan bersama," kata Yunus dilansir dari laman resmi PSSI pada Selasa, 13 September 2022.
5 Alasan Belum Layak Digunakan
Kabar batalnya JIS yang dibanggakan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta menjadi venue laga persahabatan antara timnas dengan tim Curacao menambah deretan kegagalan stadion tersebut. Sebelumnya JIS juga batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, gagal menjadi markas Tim Persija (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta), gagal mendapat standar menjadi venue Liga I, dan masih banyak lagi.
Berikut ini Benhil mengumpulkan dari berbagai sumber, kenapa stadion yang terletak di Jakarta Utara tersebut belum layak digunakan, yaitu:
1. Kendala akses transportasi.
JIS yang berada bukan di pusat kota Jakarta, melainkan jauh di Utara Jakarta tersebut sangat minim transportasi ke sana.
2. Minim Lahan Parkir.
Bandingkan dengan Stadion GBK (Gelora Bung Karno) di Jakarta Pusat yang dikelilingi pohon-pohon rimbun dan lahan sangat luas. Saat ada acara dan stadion penuh dengan pengunjung, parkiran tidak akan meluber ke jalan.
3. Minim Akses.
Di JIS tidak ada akses pintu untuk arus keluar masuk penonton. Selain itu juga tidak ada akses untuk pemain dan official.
4. Sewa Yang Tinggi.
Perihal sewa yang tinggi ini tentu berkaitan dengan biaya perawatan yang juga sangat tinggi, yakni sebesar Rp 60 miliar setiap tahun. Itulah kenapa Persija memilih untuk bermarkas di Bekasi.
5. Dikelilingi pemukiman padat dan kumuh.
Kondisi sosial masyarakat yang hidup di pemukiman padat dan kumuh bisa menjadi masalah tersendiri apabila stadion kedatangan bintang internasional yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat.
Sekali lagi, ini bukan masalah politik sehingga JIS belum dianggap layak menjadi venue untuk menyelenggarakan event besar. [Benhil]