Wakil Ketua Umum Partai Nasdem , Ahmad Ali Mengusulkan proposal untuk memasangkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Netizen menanggapi, Jateng dan Jatim (Jawa Timur) nggak kenal Anies.
Ahmad Ali menyatakan adanya peningkatan hubungan komunikasi antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS dalam rangka koalisi pada Pilpres (pemilihan presiden) 2024.
Dia mengatakan pihaknya secara tegas dan konsisten berkomitmen mengusulkan pasangan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres).
"Terus terang proposal yang kami tawarkan, salah satunya adalah bagaimana kemudian Pak Ganjar dan Pak Anies kita pasangkan," ujar Ahmad pada awak media, pekan lalu.
Pernyataan tersebut sontak mendapat tanggapan hampir senada oleh netizen, yakni meragukan wacana tersebut.
Seorang netizen bernama Daun NW menulis di akun FB-nya pada 22 Agustus 2022, 'Ganjar nggak bakal mau.' Dia juga memuat photo sebuah media yang berjudul, Matangkan Koalisi dengan Demokrat-PKS, Waketum Nasdem: Kami Tawarkan Pasangan Ganjar-Anies.
Salah satu komentar yang menggelitik datang dari akun bernama Bala Bushka yang menulis, 'Orang Jateng dan Jatim nggak kenal Anies'.
Tentu setiap orang bisa menjabarkan arti komentar 2 netizen tersebut yang sudah mewakili tanggapan atas wacana memasangkan Ganjar dan Anies Baswedan.
Perlu diketahui kalau jumlah pemilih di provinsi Jateng dan Jatim adalah sekitar 63 juta jiwa atau hampir 40 persen jumlah keseluruhan. Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo selalu unggul di 2 provinsi tersebut.
Cabut Aturan Penggusuran Ahok
Tindakan kontroversial yang dilakukan oleh Anies Baswedan baru-baru ini adalah mencabut aturan penggusuran yang dibuat oleh gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Pencabutan itu dilakukan saat masa jabatannya kurang 2 bulan lagi.
Jadi, selama hampir 5 tahun menjabat, orang nomor satu di Jakarta itu memakai aturan Ahok untuk melakukan penggusuran di beberapa tempat, salah satunya di Sunter.
Bukan Anies kalau tidak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Yang pro menyatakan kalau tindakan Anies tersebut sangat bijaksana dibandingkan Ahok. Sedangkan yang kontra menyatakan kalau Anies mengambil keuntungan dari aturan Ahok itu untuk kemudian membuangnya saat dia sudah tidak membutuhkannya lagi.
Mungkin benar yang dinyatakan netizen bernama Bala Bushka itu, lebih baik nggak kenal Anies kalau tindakannya hanya memicu perpecahan (berpendapat). [Benhil Jakarta]