Yogyakarta selain kota yang kaya akan seni budaya, ternyata juga menyimpan kisah mistis yang banyak dituturkan mereka yang pernah tinggal di sana (urban legend). Salah satu Kisah mistis yang banyak diceritakan oleh mereka yang sudah lama tinggal di kota wisata itu adalah suara gamelan.
Pertama penulis mendengar kisah mistis suara gamelan di Yogyakarta pada tahun 2006 dari seorang teman bernama Surdi. Surdi berasal dari Temanggung dan awal mula datang ke Yogyakarta adalah untuk kuliah.
Yogyakarta memang kota pelajar di mana terdapat puluhan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan. Surdi datang ke tempat yang juga berjuluk kota pelajar itu untuk kuliah teknik di sebuah kampus swasta.
"Pertama datang ke Yogyakarta, saya mendengar suara gamelan pada tengah malam," ujar Surdi saat itu.
Baca Juga: Batik, Antara Mistis dan Simbol Perjuangan Rakyat Kecil
Dia menambahkan, saat mendengar suara gamelan itu, dia menyempatkan bertanya-tanya pada teman-teman kos-nya, apakah mereka juga mendengar suara itu.
"Anehnya, mereka tidak mendengar suara gamelan tersebut. Tapi ada teman kos yang sudah lama di Jogja bilang kalau itu pertanda saya [Surdi] akan lama atau betah tinggal di Yogyakarta," ujar pria berusia 42 tahun itu.
Menurut teman kos-nya, suara gamelan itu pertanda Surdi sudah disambut untuk hidup di Yogyakarta.
"Mungkin itu cuma mitos, tapi setelah lulus kuliah saya tetap tinggal dan kerja di Yogyakarta," ujar pria yang sudah tinggal di Jogja selama 20 tahun itu.
Suara Berpindah-Pindah
Cerita lain yang saya dengar tentang suara gamelan mistis Yogyakarta adalah saat saya membantu proyek teman di jalan Jakal (Jalan Jaliurang) Jogja. Hal itu diceritakan oleh pemilik kos-kosan, Edo.
Awal mula merantau ke kota gudeg, Edo menemui atau lebih tepatnya mendengar hal aneh. Selepas tengah malam, dia terbangun oleh suara gamelan.
Baca Juga: Gelar Wayang Kulit Sukses Setiap Kelurahan di Kecamatan Banyumanik Semarang
Karena penasaran, pria asal Padang, Sumatera Barat itu mencoba mencari tahu dari mana arah suara itu berasal. Kebetulan perutnya agak keroncongan, jadi dia sekalian hendak cari makanan ringan di angkringan yang buka sampai pagi.
Saat Edo mencari arah suara tersebut ke Selatan, suara berpindah ke Utara. Saat dia menuju ke arah Utara, suara berpindah ke Barat. Begitu seterusnya.
Satu jam kemudian pria berusia 40 tahun itu kecapekan dan menyerah. Saat menceritakan suara gamelan yang berpindah-pindah itu pada orang-orang yang berada di angkringan, mereka tidak kaget. Itu sudah merupakan urban legend atau mitos yang sudah biasa di daerah itu.
Di tempat makan itu dia diberitahu, jika ada orang yang baru datang ke Yogyakarta dan mendengar suara gamelan mistis, itu tandanya dia akan betah atau akan bermukim lama di kota budaya tersebut. Nyatanya pendapat itu ada benarnya.
Edo sudah bermukim di Yogyakarta selama 15 tahun sejak mendengar gamelan mistis itu.
Sekarang penulis sudah biasa atau tidak takjub lagi apabila ada orang yang bercerita tentang suara gamelan mistis di Yogyakarta. Bahkan penulis juga ikut memberi komentar kalau itu sudah merupakan urban legend di kota itu.
Saat ditanya, apakah merasa takut atau merinding saat mengalami hal mistis mendengar suara yang dipercaya gaib itu, baik Surdi dan Edo menjawab tidak sama sekali. Mereka menganggap itu sudah merupakan bagian dari kearifan lokal kota tersebut.
Jadi bagi pembaca yang kebetulan berada di Yogyakarta dan mendengar sayup-sayup suara gamelan, tidak perlu takut atau bereaksi berlebihan. Lebih baik kalian menikmati alunan musik tradisional tersebut.
Di samping itu, jangan cepat-cepat menganggap itu suara mistis. Siapa tahu, itu memang suara gamelan dari para seniman yang sedang berlatih. Namanya saja kota seni budaya, hehe... [Benhill Online]
Baca Juga: Batik Semarang Semakin Dikenal Karena Kelas Menengah