Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo enggan membicarakan pernyataan Politikus PDIP yang menyebut peluangnya yang kecil jika maju sebagai calon presiden (capres) dari partai lain pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia lebih fokus pada ancaman inflasi besar dunia di depan mata.
Dia juga tidak banyak berkomentar tentang berbagai survei elektabilitas dia pada Pilpres 2024, yang akhir-akhir ini sering bermunculan.
Salah satu lembaga survei yang membawa kabar baik bagi Ganjar adalah Parameter Politik Indonesia yang menunjukkan hasil kalau elektabilitas Ganjar Pranowo menempati posisi teratas sebagai kandidat calon presiden potensial dalam Pilpres 2024. Hasil survei milik Adi Prayitno itu dirilis Selasa, 12 Juli 2022.
Baca Juga: PDIP Jamin Ganjar Kalah, Tapi Elektabilitasnya Unggul di 2 Provinsi Penentu
“Aku ta ngurusi inflasi wae (Saya mengurus masalah inflasi saja), masalah brambang (bawang merah). Itu jauh lebih penting. Aku ta ngurusi iki wae (Sudah, saya mengurusi ini saja),” kata Ganjar saat menghadiri Rapimnas Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU, di Hotel Alila Solo, Kamis, 14 Juli 2022.
Ganjar menyatakan saat ini banyak hal lebih penting untuk mendapatkan perhatian, daripada hasil survei. Salah satunya berkaitan tentang inflasi yang juga sempat disinggung olehnya dalam sambutannya pada Rapimnas KPPU itu.
“Tadi saya sampaikan, dunia luar ini inflasi lagi gede-gede. Gede banget. Kecuali Tiongkok yang masih kecil, sekitar 2,1 persen. Indonesia sudah alert, sudah merah. Maka kita musti terjun betul untuk menyiapkan reaksi atau respons terhadap kondisi ini. Umpama yang voletile food seperti bawang merah, kemudian cabai, ini sekarang lagi on going untuk kita lakukan operasi pasar,” ujar suami Siti Atiqoh Supriyanti itu.
Pernyataan Ganjar yang lebih berfokus pada inflasi dunia itu juga untuk menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto. Pria yang punya nama alias Bambang Pacul itu mengatakan Ganjar tidak bakal menang di provinsi asalnya, jika dia nekat maju capres dari partai lain.
"Ini kami bicara umpama, ya, saya tidak ingin mendahului. Umpamanya Pak Ganjar Pranowo tidak dicalonkan oleh PDI Perjuangan, tidak dapat rekomendasi (capres) dari PDIP, lalu dicalonkan partai lain, saya pastikan di Jawa Tengah tidak akan dapat 30 persen. Pasti kegulung. Kalau dia dapat 30 persen saja, sudah hebat," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 12 Juli 2022.
Baca Juga: Gibran Calon Presiden, Upaya Lepas dari Oligarki
Dunia di Ambang Krisis
Wajar jika Ganjar sangat perduli dengan ancaman inflasi dunia karena Saat ini momok krisis sedang menghantui dunia.
Hal itu disampaikan oleh Direktur IMF (International Monetary Fund), Kristalina Georgieva, pada Rabu 13 Juli 2022, dalam sebuah postingan blog menjelang pertemuan menteri keuangan dunia dan gubernur bank sentral di G20 di Bali. Kristalina menyatakan, prospek ekonomi global "gelap signifikan".
Bahkan keadaan bisa lebih buruk lagi. Dalam laporan Crisis Response Group, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Afganistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turki dan Zimbabwe menjadi negara yang terancam mengalami kebangkrutan.
Pihak IMF tentu tidak mengada ada. Pernyataan krisis tersebut persis yang disampaikan lembaga itu satu tahun sebelum krisis ASIA tahun 1998. [Benhil]
Baca Juga: Sri Mulyani Layak Jadi Pengganti Jokowi