Baru-baru ini sempat viral berita tentang penceramah agama yang mengklaim kalau pahlawan nasionan dari Maluku, Pattimura ternyata beragama Islam. Sontak, banyak yang menertawakan pernyataan itu.
Penceramah bernama Adi Hidayat itu dengan yakin menyatakan kalau nama asli pahlawan bergelar Kapitan Pattimura itu adalah asli Ahmad Lussy, bukan Thomas Matulessy. Adi menyatakan hal itu lewat video yang kemudian sempat viral di media sosial.
Penceramah lulusan Internasional Islamic Call College Triopoli Libya itu menilai alasan penggantian nama Kapiten Pattimura agar generasi muda lupa tentang sosok pahlawan muslim hebat yang turut memperjuangkan kemerdekaan.
Adi Hidayat juga menyatakan kalau alasan penggantian nama Pattimura itu sama dengan penggantian nama beberapa ilmuwan Islam oleh orang Barat.
Baca Juga: Sempat Diharamkan, Pentas Wayang Kulit Sukses di Semarang
Pernyataan penceramah dari Quantum Akhyar Institute itu langsung menuai protes dari banyak kalangan. Tidak hanya dari kalangan umum, kalangan Islam sendiri juga merasa perlu meluruskan pernyataan Adi Hidayat tersebut.
Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCBNU), Akhmad Sahal mengomentari soal Kapiten Pattimura yang diklaim beragama Islam. Akhmad Sahal memprotes klaim ini justru akan membuat citra Islam menjadi konyol dan memalukan.
“Setelah Napoleon, Gajah Mada, Candi Borobudur…kini Pattimura pun diklaim beragama Islam…,” kata Akhmad Sahal lewat akun @Sahal_AS pada Senin, 4 Juli 2022.
Akhmad Sahal: Ini Justru... “Othak athik gathuk kayak gini justru bikin citra Islam jadi konyol dan malu-maluin,” tulisnya.
Dia juga mengingatkan kalau obat dari kebodohan adalah ilmu, bukan iman.
“Obat dari kebodohan itu ilmu. Bukan iman. Beriman tanpa ilmu ya tetap aja goblok!” lanjut tulisan dari pengurus PCBNU itu.
Dalam cuitannya, Akhmad Sahal juga melampirkan beberapa gambar dan tangkapan layar tentang Napoleon Bonaparte dan Borobudur yang diklaim sepihak
Pertama, gambar buku berjudul “Rahasia yang Tersimpan: Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang Muslim” karya R.M Irwan. Selanjutnya, gambar buku berjudul “Borobudur Warisan Nabi Sulaiman” karya KH Fahmi Basya.
Neil Amstrong Mualaf
Kasus Pattimura yang diklaim beragama Islam tersebut nyatanya bukan yang pertama. Pimpinan astronot yang pertama mendarat di bulan pada tahun 1969, Neil Amstrong juga diklaim menjadi mualaf (pindah agama Islam) sekembalinya dari bulan. Yang menyebabkan Amstrong jadi mualaf karena disinyalir dia mendengar suara Azan saat di planet satelit Bumi itu.
Klaim itu sangat sistematis dan dipercaya banyak umat muslim di dunia. Jadi tidak hanya lewat ceramah seperti yang disampaikan Adi Hidayat tentang Pattimura itu.
Begitu hangat isu tersebut hingga media AS (Amerika Serikat), CBS News sempat memasukkan isu Neil Armstrong masuk Islam sebagai satu dari 11 mitos paling fenomenal di dunia.
Baca Juga: Tak Lagi Berhijab, Wanita Saudi Demam Gaya Rambut Demi Moore
Laporan CBS News menyebut bahwa Neil Armstrong masuk Islam tidaklah benar karena dia sendiri menyatakan tidak pernah mendengar azan di bulan dan tidak pernah berpikir menjadi mualaf. Meski begitu, kabar CBS tersebut tidak membuat goyah keyakinan masyarakat dunia bahwa Amstrong benar mendengar panggilan sholat di bulan.
Kemudian Kabar itu mulai ditanggapi secara serius oleh Pemerintah AS karena berkembang menjadi perdebatan yang tak ada habisnya. Mereka turut membantu Armstrong membuat konferensi jarak jauh untuk meluruskan rumor itu dengan para jurnalis di Timur Tengah.
Pemerintah AS lewat Deplu (departemen luar negeri) AS juga mengirimkan pesan ke seluruh kedutaan dan konsulatnya di negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. Isi pesan itu menyatakan kalau Armstrong tidak masuk Islam.
Denial
Pernyataan Deplu AS ditanggapi secara denial (penolakan) oleh orang-orang yang telanjur percaya bahwa Armstrong pindah agama Islam. Mereka menganggap bahwa pemerintah AS tidak terima bila astronot kondang itu menjadi Muslim. Bahkan mereka percaya kalau Armstrong telah dibujuk pihak AS untuk menyangkal rumor tersebut.
Meski telah disanggah berkali-kali, isu Neil Amstrong mendengar suara azan dan kemudian jadi mualaf masih dipercaya banyak muslim. Isu itu terus berkembang sampai Neil Armstrong meninggal dunia pada 22 Agustus 2012 saat berusia 82 tahun.
Menanggapi kasus klaim beragama tersebut, seharusnya kita belajar dari pernyataan Ahmad Sahal itu, obat kebodohan itu ilmu, bukan iman. [Benhil]
Baca Juga: Kita Memang Mengabaikan Borobudur