Baru-baru ini muncul unggahan di media sosial yang mencalonkan Gibran Rakabuming Raka atau yang lebih akrab disapa Gibran sebagai Presiden RI termuda. Sontak saja unggahan itu mendapat sambutan hangat dari para netizen, meskipun banyak juga yang menertawakannya.
Unggahan
tersebut dipicu dengan beberapa gebrakan dan keberhasilan yang telah ditorehkan
oleh putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut meski baru menjabat
satu tahun sebagai Walikota Surakarta . Keberhasilan terakhir yang cukup
fenomenal adalah saat Gibran memperkenalkan ribuan UMKM (usaha mikro, kecil,
dan menengah) dari daerah yang dipimpinnya ke pusat mode dunia di Paris,
Prancis.
Upaya
Gibran memperkenalkan keunggulan daerahnya ke Paris telah mendapat sambutan
hangat masyarakat di sana. Dia tanpa banyak bicara mengambil langkah mengesankan
sebagai pemimpin.
Suami
Selvi Ananda itu dianggap berhasil menjadi pemimpin yang cerdas, mandiri, dan
berdedikasi di tengah kepungan para politisi yang lebih asyik dengan pencitraan
dan retorika tanpa hasil kerja sama sekali.
Baca Juga: Publik Masih Berharap pada Sosok Jokowi 2012
Ditambah
lagi, kunjungan Gibran pada Sabtu, 18 Juni 2022, ke rumah Menteri Pertahanan
sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Bukit Hambalang.
Pada kesempatan tersebut Prabowo mengajak Gibran keliling area itu dengan
berkuda.
Hal
itu memunculkan spekulasi banyak pihak akan kesempatan partai Gerindra untuk
merangkul Gibran. Sebelum Jokowi dicalonkan sebagai Gubernur Jakarta pada
Pilkada (pemilihan kepala daerah) 2012 oleh Partai Gerindra, Prabowo juga
mengajaknya berkuda.
Calon Lain Terperangkap Oligarki
Pencalonan
Gibran tersebut menjadi angin segar bagi kecenderungan masyarakat yang masih
bingung terhadap para kandidat presiden pada Pilpres (pemilihan presiden) 2024.
Masyarakat sudah cerdas dalam berpolitik sehingga paham apa dan bagaimana para
politikus yang akan maju untuk menggantikan Jokowi.
Banyak
masyarakat yang mengerti kalau semua calon presiden yang menempati posisi
teratas di lembaga survey adalah mereka yang pernah tersangkut kasus. Jika ingin
tahu buktinya sangat mudah, Anda bisa googling
di internet.
Keadaan
itu tidak baik-baik saja bagi pemerintahan kita ke depan. Kasus yang pernah
menjerat para calon RI 1 tersebut bukan berarti telah selesai dan semua
aman-aman saja. Bukan. Kasus tersebut sedang disandera.
Kenapa
begitu? Agar nanti kalau salah satu dari mereka dipercaya untuk memimpin
negara, maka kasus tersebut dipakai untuk menjerat sehingga dia akan patuh pada
para oligarki bisnis.
Baca Juga: Kita Memang Mengabaikan Borobudur
Jokowi
memang tidak bisa maju lagi sebagai pilpres karena dia telah berkomitmen
terhadap konstitusi. Sebenarnya patut disayangkan karena dia relatif tidak
tersandera dengan kepentingan bisnis.
Menakar
calon-calon lain yang punya integritas dan semangat membangun negara seperti
Jokowi, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, masih jauh di bawah survey. Mantan
Gubernur Jakarta Ahok (Basuki Tjahaya Purnama) yang sekarang menjabat sebagai Komisaris
Utama Pertamina juga sangat sulit untuk melangkah ke tahap pencalonan RI 1
karena kasus di masa lalu.
Baca Juga: Sri Mulyani Sangat Layak Menggantikan Jokowi
Politik yang tersandera oleh oligarki itu akan
menjadi masalah serius bagi pemerintah RI yang akan datang karena akan menjadi
hambatan dan hanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Alih-alih bekerja
dengan lancar, para pemangku kepentingan hanya akan menghadapi masalah demi
masalah saja, dan pada akhirnya negara kita akan tertinggal jauh dibandingkan
negara lain, baik secara teknologi maupun sumber daya manusia.
Oleh
sebab itu, nama Gibran yang tiba-tiba muncul (atau lebih tepatnya dimunculkan
oleh para netizen yang perduli dengan keadaan bangsa) sebagai kandidat Pilpres
2024 menjadi harapan baru. Impian besar Jokowi bagi Indonesia akan diteruskan
oleh generasi muda yang mewarisi langsung cetak biru pembangunan bangsa yang
memiliki harkat dan martabat.
Dianggap Lelucon
Meski
banyak yang pro dengan wacana Gibran for
Presiden 2024, tentu tidak sedikit yang tidak sependapat dan menganggapnya
hanya lelucon saja. Pasalnya, ayahanda Jan Ethes tersebut dianggap tidak bisa
maju pada Pilpres 2024, baik sebagai presiden atau wakil presiden.
Pasal
169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum ( UU Pemilu
) menyebutkan bahwa usia minimal 40 tahun sebagai salah satu syarat menjadi
calon presiden dan calon wakil presiden. Pasal tersebut menjadi hambatan bagi pria
kelahiran Surakarta 1 Oktober 1987 itu karena usianya baru sekitar 37 tahun
pada 2024.
Namun,
meski kesempatan Gibran untuk maju sebagai RI 1 (saat ini) masih sangat kecil,
wacana dari netizen tersebut tetap perlu dihargai karena mereka bertindak tanpa
ada kepentingan politik, apalagi kepentingan oligarki bisnis. [Benhil]
Baca Juga: Energi Negatif Nyinyir Roy Suryo