Tidak banyak yang tahu kalau beberapa musisi berikut ini menyatakan tidak akan manggung di Indonesia. Mereka adalah para musisi idealis yang sedari awal karier bermusik telah menyuarakan keprihatinan pada kondisi dunia.
Para
musisi yang semua beraliran musik rock itu bukan musisi sembarangan. Meskipun
saat ini beberapa diantaranya sudah termasuk senior, namun konsernya di seluruh
dunia masih ditunggu dan tiketnya selalu habis dipesan.
Sebenarnya
mereka bukan hanya menolak manggung di negara kita saja. Di beberapa negara
yang bermasalah dengan HAM (hak asasi manusia) juga mereka hindari.
Lirik-lirik
lagu para musisi tersebut bertema kritik sosial dan memperjuangkan hak kaum
tertindas sehingga sebagai konsekuensi idealisme, mereka perlu memberi peringatan
pada negara-negara yang pemerintahannya dianggap belum beres menangani HAM.
Menolak manggung di negara yang melanggar HAM adalah bentuk peringatan keras
dari pada musisi itu.
Para
pemusik senior itu tahun 1980’an bergabung dalam organisasi Amnesty
Internasional dan aktif manggung di seluruh dunia untuk berkampanye anti HAM.
Berikut
ini para musisi yang menyatakan tidak akan manggung di Indonesia, yaitu:
1. U2
U2
adalah band rock asal Irlandia yang digawangi Bono (vokal), The Edge (gitar),
Adam Clayton (bas) dan Larry Mullen, Jr (drum). Band ini sudah aktif sejak
akhir tahun 1970’an.
Karier
mereka terangkat ke dunia internasional sejak album The joshua Tree tahun 1987.
Sejak itu semua albumnya selalu laris di pasaran dan tiket konser musiknya habis
dalam hitungan jam.
Terakhir
mereka konser di dekat Indonesia adalah di Singapura pada tahun 2019, di mana
saat itu tiketnya habis hanya dalam waktu 2 jam!
2. Bruce Springsteen
Musisi
rock dari AS (Amerika Serikat) ini telah berusia 72 tahun, tapi enerjinya saat
tampil di panggung masih seperti anak muda. Bruce dianggap rocker kaum pekerja
atau buruh karena lirik-lirik lagunya menyuarakan kehidupan mereka.
Rocker
yang beken lewat lagu Born in The USA ini masih aktif mengeluarkan album. Konser
keliling dunianya masih selalu dinantikan.
3. Peter Gabriel
Peter
Gabriel adalah musisi Inggris mantan vokalis Genesis. Dia berhasil membawa grup
itu menjadi pembawa aliran psikadelik rock yang disegani. Pertengahan tahun 1970’an
Peter memutuskan hengkang dari Genesis dan digantikan oleh Phil Collins sampai
saat ini.
Pilihannya
untuk bersolo karier sangat brilian, di mana saat itu Peter Gabriel berhasil menciptakan
musik rock unik hasilnya adalah lagu Sledge Hammer yang populer.
Sejak
itu Peter memiliki penggemar fanatik yang selalu menunggu penampilannya.
4. Coldplay
Coldplay
adalah band rock yang dibentuk di London, Inggris, pada tahun 1996. Anggota grup
ini adalah Chris Martin (vokal), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bass),
dan Will Champion (drummer).
Sebagai
musisi yang terhitung muda, Coldplay tentu saja belum pernah bergabung dengan organisasi
Amnesty Internasional. Namun idealisme mereka terinspirasi dari musisi-musisi
senior tersebut. Wajar saja, karena awal karier band ini dianggap menjadi
penerus U2.
Coldplay
menjadi terkenal dengan dirilisnya singel Yellow pada tahun 2000 dan
dilanjutkan oleh album debut mereka yang dirilis pada tahun yang sama,
Parachutes. Sejak itu album dan konser grup ini selalu sukses.
Penampilan mereka di panggung sangat fantastis, di mana semua penonton ikut merasakan dramatisasi dari alur konser. Itu sebabnya penggemar mereka selalu menunggu konser berikutnya.
5. Pearl Jam
Band
besar yang dibentuk pada 1990 di Seattle, Washington, Amerika Serikat ini
adalah band rock paling sukses tahun 1990-an. Mereka pembawa aliran musik
grunge yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Seperti Coldplay, meskipun tidak bergabung dengan Amnesty International, namun lirik lagu Pearl Jam seringkali menyuarakan kebebasan dan anti kemapanan. Sehingga sebagai mereka ogah mendekat pada negara-negara yang dianggap mereka kurang adil.
Konser Pearl Jam
selalu sukses, begitu juga dengan albumnya hingga saat ini. [Benhil]