Erik baru berusia 25 tahun saat dia keluar, atau lebih tepatnya dikeluarkan dari tempat kerjanya karena teman kerjanya tidak ada yang cocok. Ketidakcocokan tersebut membuat kacau ritme kerja di sebuah resto cepat saji. Resto itu adalah tempat kerja Erik yang ke-empat. Pemuda cerdas lulusan sarjana arsitektur di sebuah universitas negeri tersebut mulanya bekerja di perusahaan kontraktor ternama. Dia hanya bertahan lima bulan di situ karena tidak cocok dengan pimpinannya. Dia pindah kerja di sebuah kantor kecil yang bisnis di bidang konsultan proyek dan bertahan dua bulan. Tempat kerja yang ketiga adalah perusahaan paket, di mana Erik hanya bekerja tiga minggu. Kabarnya dia susah bekerja sama dalam tim dan tidak pernah mengikuti perintah atasan.
Kita
pasti pernah menemui orang seperti Erik di tempat kerja, yakni seseorang yang
memiliki kecerdasan dan ketrampilan (hard
skill), tapi tidak punya kemampuan untuk bekerja sama atau hanya sekedar
membina hubungan baik (soft skill).
Alhasil, orang tersebut hanya bertahan sebentar saja di setiap tempat kerja.
Uniknya,
orang seperti itu bisa memiliki prestasi bagus saat mengenyam pendidikan karena
sepanjang tidak berhubungan dengan pihak lain, dia tidak akan membuat masalah.
Orang
seperti Erik tersebut memiliki perilaku aneh atau unik. Dalam istilah medis,
perilaku unik tersebut bernama obsessive-compulsive, yakni gangguan kejiwaan berupa
kecemasan atau ketidaknyamanan yang tidak masuk akal (obsesi). Obsesi tersebut
mendorong penderita melakukan perilaku berulang (kompulsif). Oleh sebab itu,
penderita obsessive-compulsive akan kesulitan berinteraksi dengan siapa saja
karena menganggap orang lain sebagai ancaman atau sumber ketidaknyamanan.
Seperti
pernah saya singgung di tulisan sebelumnya tentang pentingnya hard skill dan soft skill untuk meraih kesuksesan di dunia kerja, maka penderita obsessive-compulsive
tidak akan pernah bisa bekerja apalagi untuk meraih sukses di lingkungan kerja.
Sekali lagi, di lingkungan kerja.
Lalu,
bagaimana kalau seseorang tidak punya soft
skill? Apakah masih tetap bisa beraktivitas dan berkarya seperti orang
lain? Tentu saja bisa. Dengan catatan, mereka harus meminimalisir interaksi
dengan orang lain. Kalau perlu komunikasi dengan pihak lain menggunakan email
atau media sosial.
Beberapa Pekerjaan Bagi Mereka yang Berperilaku Unik
Beruntung
sekali di jaman teknologi maju seperti sekarang ini, tersedia berbagai
pekerjaan yang tidak menuntut untuk banyak berinteraksi dengan orang lain, baik
itu atasan atau pemberi kerja.
Berikut
ini 7 contoh pekerjaan bagi mereka yang berperilaku unik, yaitu:
1.
Seniman
Beberapa
seniman besar dan jenius justru punya sikap unik dan cenderung anti sosial,
antara lain Mozart, Vincent Van Gogh, Leoanardo Da Vinci, dan masih banyak
lagi. Seorang yang memilki perilaku unik bisa menggeluti berbagai seni, seperti
seni musik, seni lukis, seni Kontemporer, seni masak, seni hias, dan lain-lain.
2.
Konten Kreator
Bidang
konten kreator masih berhubungan dengan poin 1, di mana seniman tersebut bisa
membuat video saat berkarya dan diunggah di berbagai media sosial. Dari sana,
mereka bisa semakin dikenal karya-karyanya dan mendapat pendapatan dari konten
yang mereka unggah.
3.
Penulis
Dalam
film As Good As It Gets (1997), menggambarkan perjuangan seorang penulis yang menderita
obsessive-compulsive untuk menyatakan cinta pada seorang wanita. Seandainya dia
pria normal,tentu pernyataan cinta tersebut tidak akan rumit dan penuh liku.
Pada
dasarnya, mereka yang berperilaku unik (yang biasanya suka menyendiri) memiliki
ketajaman dalam menyampaikan kata dan kalimat, sehingga bidang penulis sangat
cocok untuk digeluti.
4.
Penyayang Binatang
Seorang
yang berperilaku unik pada orang, seringkali lebih bisa berdialog dengan mahluk
lain, seperti kucing dan anjing. Jadi tidak ada salahnya apabila kemampuan
untuk memahami binatang tersebut dijadikan ladang penghasilan.
5.
Ojol (Ojek Online)
Pekerjaan
ojol (transportasi berbasis aplikasi) adalah jenis pekerjaan yang mulai berkembang
dalam 7 tahun ini. Pekerjaan ini tidak menuntut pengemudi untuk sering berinteraksi
dengan pelanggan. Selama pengemudi ramah menyapa pada orang yang order di
aplikasi, maka dia akan selalu mendapat bintang lima.
6.
Olahragawan
Saat
ini di media sosial banyak bermunculan jenis olah raga yang tidak perlu
dilakukan secara tim, yaitu parkour, latihan kebugaran, dan lain-lain. Jenis
olah raga model baru tersebut bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak
nyaman untuk berolah raga secara bersama-sama.
7.
Jasa Tambal Ban
Jasa
tambal ban berbeda dengan bengkel motor (yang biasanya didatangi oleh pelanggan
setia). Orang yang datang ke tukang tambal ban kebanyakan karena mengalami
naas, ban motornya bocor dan mencari tukang tambal ban terdekat.
Jadi
pengguna jasa tambal ban tidak akan perduli apakah tukang tambalnya aneh atau
ramah. Yang penting bannya bisa segera ditambal.
Tujuh
jenis pekerjaan tersebut hanya sedikit contoh saja. Tentu saja masih banyak
bidang pekerjaan lain yang bisa digeluti oleh mereka yang memiliki perilaku
unik. [Benhil]