Nasi kucing adalah usaha kuliner dengan menu utama nasi bungkus yang ukurannya kecil (sedikit), sehinga bisa dilahap dalam tiga sampai lima suapan. Sangking sedikit porsinya, banyak orang menyamakan dengan porsi makan kucing. Oleh sebab itu, jenis kuliner ini disebut nasi kucing.
Selain
nasi bungkus, biasanya terdapat aneka makanan kecil seperti mendoan, tahu isi,
bakwan, pisang goreng, kerupuk, dan lain-lain.
Uniknya,
kuliner ini kalau di Yogyakarta bernama Angkringan. Kalau di Surakarta, orang
menyebutnya HIK (hidangan insan kecil). Sedangkan menu makanan dari ketiga
kuliner serupa dengan nama berbeda itu rata-rata sama.
Tidak
seperti usaha kuliner lainnya (nasi goreng atau aneka penyetan), persaingan usaha
nasi kucing termasuk sangat tajam. Hal itu bisa dimaklumi karena penjual nasi
kucing tidak membutuhkan keterampilan khusus dalam memasak.
Mereka
hanya perlu menghidangkan minuman, sedangkan makanannya sudah tersedia di atas
gerobak. Aneka makanan yang tersaji biasanya adalah titipan orang lain dengan
sistem konsinyasi (bagi hasil keuntungan).
Jadi
tidak heran, apabila di sebuah jalan terdapat penjual nasi kucing yang
kebetulan ramai, kemudian ada penjual baru di jalan itu juga, maka dalam
hitungan hari, pembeli warung nasi kucing lama akan berkurang. Penjual baru
pasti memiliki kelebihan yang tidak dimiliki penjual lama.
Tapi
jangan putus asa, setiap usaha pasti ada kendala dan tantangan yang selalu ada
jalan keluarnya. Begitu juga dengan tantangan agar usaha nasi kucing bisa
memenangkan persaingan.
Sebagai
penikmat kuliner, berikut ini tips dari penulis agar warung nasi kucing bisa
tetap laris diserbu pembeli, yaitu:
1.
Menambah waktu operasional.
Rata-rata
kuliner ini buka dari sore sampai malam. Teman saya mencoba membuka nasi kucing
dari pagi (jam 08.30) sampai malam. Hasilnya ternyata bisa mendapatkan
keuntungan yang maksimal karena mereka yang membutuhkan makanan ini tidak hanya
di malam hari saja.
2.
Memiliki menu spesial.
Nasi
kucing legendaris Pak Gik terkenal dengan teh hangatnya yang nikmat (dengan
harga yang tidak berbeda dengan segelas teh di warung lain). Jadi, meski warung
ini buka dari jam 10 malam sampai habis, orang tetap rela antri untuk
menikmatinya.
Saya
sendiri sering menahan kantuk dan siap berdesak desakan dengan pembeli dari
berbagai latar belakang agar dapat menikmati hidangan di warung ini.
Jadi
warung nasi kucing perlu memiliki menu special (baik itu minuman atau makanan) yang
tidak dimiliki oleh warung lain, agar tetap menarik bagi pembeli, atau bahkan
memiliki pembeli setia.
3.
Posisi yang strategis.
Posisi
yang strategis dalam hal ini menyangkut banyak hal, diantaranya adalah usaha
itu dekat dengan pembeli potensial (tempat kos, pabrik, perumahan, dan lain-lain),
tempat parkir tersedia, dan terdapat di jalan yang aman (bukan tanjakan atau
jalur cepat).
4.
Tersedia bermacam makanan.
Untuk
membuat pembeli nyaman saat makan di warung jenis ini, perlu disediakan
berbagai pilihan makanan tambahan yang bisa menemani mereka melahap satu
bungkus nasi ukuran kecil.
Seorang
penjual nasi kucing perlu menjalin kerja sama dan hubungan yang baik dengan
mereka yang menitipkan makanan tambahan di warung mereka. Warung nasi kucing
yang menawarkan aneka makanan yang lebih banyak akan terlihat semakin semarak
dan semakin menggoda untuk dikunjungi.
5.
Pantang menyerah.
Dalam
setiap usaha pasti ada persaingan. Saat muncul kompetitor baru yang berdampak
pada penjualan kita, jangan lekas-lekas punya pikiran negatif atau menyerah. Kita
tetap harus optimis sembari intropeksi kekurangan kita dan mempertahankan
kelebihan yang menjadi andalan usaha kita.
6.
Gencar promosi.
Saat
ini media promosi tidak harus berbayar, kita bisa memanfaatkan media sosial
untuk mempromosikan usaha kita secara gratis. Potensi pasarnya juga sangat
besar karena penggunanya dari berbagai generasi.
7.
Ramah pada pembeli.
Ada
pepatah Cina yang mengatakan, mereka yang tidak bisa tersenyum, tidak bisa
menjual. Begitu juga dengan usaha kuliner ini. Meskipun sebuah warung nasi
kucing menjual makanannya murah, rasa nikmat, dan tempat sangat nyaman, kalau
penjualnya tidak ramah, pembeli akan beralih ke tempat lain yang lebih
menyenangkan hati.
Demikian
tips agar usaha nasi kucing bisa tetap laris dan mampu bertahan menghadapi
persaingan. Semoga bisa menjadi penyemangat bagi setiap pengusaha di mana saja,
khususnya pengusaha kuliner. [Benhil]