Dari Sabang sampai Merauke terdapat kekayaan kuliner yang sangat beragam. Ragam kuliner yang ada di Indonesia ini sudah sepatutnya membuat kita bangga. Namun kuliner ini pun tidak hanya sajian yang biasa-biasa saja. Banyak juga santapan kuliner yang ekstrem. Berbagai kuliner ini pun menggunakan bahan yang tidak lazim. Namun penduduk di sejumlah daerah benar-benar menjadikannya sajian.
Kuliner Ekstrem Indonesia
Ragam Kuliner Ekstrem Indonesia Hanya untuk yang Berani
Ulat Sagu
Di ujung timur Indonesia penduduknya ada yang menyantap kuliner tidak lazim. Yakni masyarakat Suku Kamaro, Timika , Papua. Kuliner ekstrem tersebut adalah sajian yang berbahan ulat sagu. Ulat sagu ini biasanya dimakan mentah-mentah. Tetapi kadang juga dimasak menjadi sate, direbus ataupun ditumis dengan sayuran.
Cacing Nyale
Bergeser ke Barat, ada sebuah tradisi bernama Bau Nyale di Lombok. Ini adalah ajang mencari cacing laut yang berada di antara batu-batu karang. ‘Bau’ artinya menangkap, dan ‘nyale’ berarti cacing laut. Bau Nyale biasa diadakan antara Februarkui sampai Maret. Karena itu musim keluarnya cacing laut dari lubangnya.
Tikus Panggang
Kali ini dari Sulawesi Utara. Tepatnya di Tomohon terdapat sebuah pasar tradisional di mana dijual bahan makanan yang terbilang ekstrem. Yakni seperti ular, kadal, anjing, monyet dan tikus. Ada yang dijual sudah dalam bentuk masakan dipanggang, lalu ada juga yang menjualnya hidup-hidup. Berani mencicipi makanan tak lazim ini?
Paniki
Kita belum beranjak dari Sulawesi Utara. Ada lagi masakan yang terbuat dari bahan ekstrem yakni dinamakan Paniki. Paniki ini dibuat dengan bahan dasar daging kelelawar hutan. Memasaknya yakni dengan menggunakan santan. Hmm, rasanya gurih sepertinya karena memakai santan. Nampaknya layak untuk dicoba jika traveling ke Sulawesi Utara.
Bothok Tawon
Dari tanah Jawa juga ada kuliner tidak lazim yang cukup mengejutkan. Yakni bothok tawon atau lebah. Bothok sendiri adalah masakan Jawa yang mengolahnya dengan cara dikukus. Sementara bothok tawon terbuat dari sarang lebah. Dengan citarasa gurih, asam, pedas, manis dan segar. Tertarik mencobanya?
Sate Jamu
Kuliner satu ini tentu tidak asing bagi Anda yang pernah mampir atau tinggal di kota Solo. Sate jamu adalah makanan yang cukup banyak dijual. Bukan daging sate biasa melainkan ialah daging anjing yang dijadikan bahan sate. Tidak hanya sate namun daging anjing juga diolah menjadi rica-rica yang sering disebut rica-rica guk guk. Ada pula oseng-oseng asu atau sengsu.
Tokek Goreng
Rupanya daging tokek juga menjadi bahan kuliner tidak lazim di Indonesia. Kuliner ekstrem ini mengolah tokek dengan cara digoreng. Daging tokek sendiri dikonsumsi lantaran dipercaya bisa mengobati sakit asma, penyakit kulit, serta dapat meningkatkan stamina pria.
Rujak Cingur
Merupakan makanan yang cukup favorit di Jawa Timur. Masakan ini bahkan menjadi kuliner khas daerahnya. Cingur adalah mulut dan hidung sapi. Jadi rujak ini berisi potongan cingur, sayuran, lalu kuahnya sambal petis yang dicampur kacang tanah. Rujak paling sering disajikan dengan kerupuk sehingga menambah rasa gurihnya.
- Artikel Menarik: Masakan Tradisional Indonesia yang Terkenal di Dunia
Itulah beberapa makanan ekstrem yang ada di Indonesia. Bagi yang tidak biasa menyantapnya, sederet makanan tersebut tentu terdengar sangat asing serta bisa bikin bergidik. Namun untuk penduduk lokal yang sudah terbiasa maka sajian tersebut menjadi santapan sehari-hari.
Akan tetapi memang semuanya kembali kepada selera masing-masing orang. Karena ada pula warga setempat yang juga tak memfavoritkan makanan tersebut. Namun jika Anda berwisata ke tempat-tempat yang ada di daftar tadi, tak ada salahnya berbuat nekat mencoba mencicipi makanan ekstremnya. Anda sendiri sudah pernah coba yang mana? [Benhil]
Tags
Kuliner