Jakarta, 20/7 (Benhil) - Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan terus mendorong ekspor produk organik ke pasar internasional, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan target ekspor nonmigas sebesar 11 persen pada 2018.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan mengatakan Indonesia memiliki potensi produk organik yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional dan perlu didukung dengan strategi pemasaran yang tepat.
"Diharapkan para pelaku usaha dapat menggenjot ekspor produk tersebut ke mancanegara," kata Marolop, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Marolop dalam seminar "Pemasaran Produk Organik Indonesia". Dalam kesempatan itu, para pemangku kepentingan juga dapat berdiskusi untuk memperoleh solusi terbaik agar produk organik dapat menjadi salah satu produk yang paling banyak diekspor.
Produk organik Indonesia yang memiliki peluang besar untuk ekspor antara lain beras, kopi, madu, cokelat, mete, gula aren kelapa, minyak kelapa, udang, teh, dan vanila. Dihadiri lebih dari 70 orang peserta, seminar tersebut diikuti beberapa instansi pemerintah, asosiasi produk organik, dan beberapa pengusaha yang menggeluti produk organik.
Beberapa topik yang disampaikan yaitu membahas tentang upaya pengembangan produk organik Indonesia, sertifikasi produk organik Indonesia di pasar internasional, serta perkembangan bisnis produk organik Indonesia.
Besarnya potensi produk organik di Indonesia, antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah petani yang mengelola pertanian organik dari tahun ke tahun, bertambahnya toko produk organik di supermarket dan rumah makan, dan meningkatnya organisasi pecinta organik, serta berdirinya berbagai Lembaga Sertifikasi Organik (LSO).
Berdasar catatan Kementerian Perdagangan, pasar produk organik dunia tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2018 pasarnya diperkirakan mencapai 161,5 miliar dolar AS dengan laju pertumbuhan sebesar 15 persen per tahun. Sedangkan pada tahun 2016 pasarnya senilai 93,1 miliar dolar AS.
Adapun lima negara produsen utama adalah India, Uganda, Meksiko, Ethiopia, dan Filipina. Sedangkan tiga negara utama pasar produk organik adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis.
Beberapa negara berkembang sudah mulai mempromosikan produk organik karena menguntungkan produsen dan konsumen.
"Selain itu, konsumen juga lebih menghargai produk hasil pertanian organik dibandingkan dengan produk nonorganik. Hal inilah yang harus dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk memasuki pasar ekspor," kata Marolop.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan mengatakan Indonesia memiliki potensi produk organik yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional dan perlu didukung dengan strategi pemasaran yang tepat.
"Diharapkan para pelaku usaha dapat menggenjot ekspor produk tersebut ke mancanegara," kata Marolop, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Marolop dalam seminar "Pemasaran Produk Organik Indonesia". Dalam kesempatan itu, para pemangku kepentingan juga dapat berdiskusi untuk memperoleh solusi terbaik agar produk organik dapat menjadi salah satu produk yang paling banyak diekspor.
Produk organik Indonesia yang memiliki peluang besar untuk ekspor antara lain beras, kopi, madu, cokelat, mete, gula aren kelapa, minyak kelapa, udang, teh, dan vanila. Dihadiri lebih dari 70 orang peserta, seminar tersebut diikuti beberapa instansi pemerintah, asosiasi produk organik, dan beberapa pengusaha yang menggeluti produk organik.
Beberapa topik yang disampaikan yaitu membahas tentang upaya pengembangan produk organik Indonesia, sertifikasi produk organik Indonesia di pasar internasional, serta perkembangan bisnis produk organik Indonesia.
Besarnya potensi produk organik di Indonesia, antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah petani yang mengelola pertanian organik dari tahun ke tahun, bertambahnya toko produk organik di supermarket dan rumah makan, dan meningkatnya organisasi pecinta organik, serta berdirinya berbagai Lembaga Sertifikasi Organik (LSO).
Berdasar catatan Kementerian Perdagangan, pasar produk organik dunia tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2018 pasarnya diperkirakan mencapai 161,5 miliar dolar AS dengan laju pertumbuhan sebesar 15 persen per tahun. Sedangkan pada tahun 2016 pasarnya senilai 93,1 miliar dolar AS.
Adapun lima negara produsen utama adalah India, Uganda, Meksiko, Ethiopia, dan Filipina. Sedangkan tiga negara utama pasar produk organik adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis.
Beberapa negara berkembang sudah mulai mempromosikan produk organik karena menguntungkan produsen dan konsumen.
"Selain itu, konsumen juga lebih menghargai produk hasil pertanian organik dibandingkan dengan produk nonorganik. Hal inilah yang harus dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk memasuki pasar ekspor," kata Marolop.
Tags
Bisnis