Pelabuhan Merak |
Bandarlampung, 7/6 (Benhil) - Provinsi Lampung merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Bahkan, dari tahun ke tahun, arus penumpang dan kendaraan melalui pelabuhan penyeberangan Bakauheni Lampung ke Pelabuhan Merak Banten cenderung makin padat.
Pada arus mudik dan balik Lebaran 2018, jumlah penumpang dan kendaraan diperkirakan meningkat sekitar 8 persen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahkan menyebutkan jumlah pemudik melalui Provinsi Lampung sebanyak 2,3 juta jiwa pada mudik Lebaran 2017.
"Pemudik yang menggunakan mobil sebanyak 300.000 unit dan 188.000 sepeda motor," kata Menhub pada Dialog Nasional Indonesia Maju di Kampus Pascasarjana Universitas Bandarlampung, belum lama ini.
Akan tetapi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menganjurkan agar pemudik tidak menggunakan kendaraan sepeda motor, mengingat korban kecelakaan pada arus mudik hampir 70 persen pengguna sepeda motor. Oleh karena itu, pihaknya telah menggratiskan pemudik untuk menggunakan angkutan bus bagi pengguna sepeda motor yang akan mudik.
"Lampung begitu strategis, kita punya Pelabuhan Bakauheni. Oleh karena itu, diberi 'level of service' yang lebih baik. Akan tetapi, saya juga mendukung kegiatan mudik itu, saya akan anjurkan truk besar tidak beroperasi. Akan tetapi, jangan lupa untuk logistik makanan tetap jalan," katanya.
Menhub juga mengatakan bahwa arus mudik pada tahun lalu cukup bagus mengingat semua instansi bekerja sama dengan baik. Pengorganisasian mudik itu, menurut dia, kompak sekali. Ada polisi, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, dan lain-lain. Pada tahun lalu kegiatan mudik cukup baik dan tahun ini harus lebih baik lagi.
Sehubungan dengan itu, Menhub meminta masyarakat Lampung untuk bersedia melayani saudaranya yang akan mudik bersama ke Sumatera.
Dalam rangka "melayani pemudik" dan menjaga keamanan saat arus mudik dan arus balik berlangsung di wilayah Lampung, Operasi Ketupat Krakatau 2018 juga digelar.
Operasi Ketupat 2018 merupakan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan serentak di Polda seluruh Indonesia selama 18 hari, mulai 7 s.d. 24 Juni 2018.
Dalam Apel Pasukan Operasi Ketupat Krakatau 2018, di Lapangan Korpri, Pemprov Lampung, Rabu (6/6), disebutkan dari 4.792 personel yang dikerahkan berasal dari Polda Lampung sebanyak 156 personel, polres sebanyak 2.248 personel, dan instansi terkait sebanyak 2.338 personel yang tersebar di 46 pos pengamana, 16 pos pelayanan, 19 pos pantau, dan 1 pos terpadu.
"Operasi ini melibatkan sebanyak 173.397 personel pengamanan gabungan yang terdiri atas unsur Polri, TNI, pemda, serta pihak terkait dan elemen masyarakat lainnya yang tersebar di 3.097 pos pengamanan, 1.112 pos pelayanan, 7 pos terpadu, dan 12 pos check point selama penyelenggaraan operasi," kata Pjs. Gubernur Lampung Didik Suprayitno menyampaikan amanat Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Ada empat kerawanan yang harus diwaspadai, yaitu stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan, permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik, potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, serta yang terakhir ancaman tindak pidana terorisme. Untuk itu, dalam mewujudkan keamanan secara umum, kepada seluruh jajaran untuk terus menerus meningkatkan kerja sama dengan rekan-rekan TNI serta pihak terkait terkait lainnya.
Untuk menjaga keamanan, Polda Lampung juga menyiagakan sejumlah "sniper" atau penembak jitu di jalur mudik dan arus balik Lebaran 2018 untuk mengantsipasi kejahatan serta memberi rasa aman dan kenyamanan kepada pemudik. Upaya ini merupakan dan tugas polisi untuk memberikan rasa aman kepada pemudik saat melintasi jalur mudik dan balik Lebaran 2018, khususnya di Provinsi Lampung, kata Kapolda Lampung Irjen Polisi Suntana.
Titik Rawan Macet Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Perhubungan dan pihak berwenang di daerah ini telah memetakan sedikitnya sembilan titik rawan kemacetan yang diprediksi terjadi pada angkutan Lebaran 2018 sehingga dipandang perlu mengantisipasi titik rawan tersebut sejak dini.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan, peta daerah rawan macet sedikitnya sembilan titik yang tersebar di Lampung, yaitu di Pasar Unit II Kabupaten Tulangbawang, Pasar Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara, Pasar Bandarjaya Kabupaten Lampung Tengah, Pasar Talangpadang Kabupaten Tanggamus, Pasar Pringsewu, Pasar Gadingrejo, Pasar Natar Kabupaten Lampung Selatan, THR Pasir Putih, dan sekitar Pelabuhan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan.
Dishub perlu berkoordinasi dengan berbagai instansi dan pihak untuk penanganan titik-titik rawan kemacetan itu sehingga tidak menghambat kelancaran kendaraan arus mudik dan balik pada Lebaran 2018.
Qodratul menyebutkan sejumlah kegiatan penting yang menjadi perhatian pihaknya bersama instansi terkait lainnya, selain penanganan pada titik-titik rawan kemacetan (hambatan samping dan perlintasan sebidang), setidaknya pada sembilan titik itu diperlukan optimalisasi fungsi terminal dengan melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan angkutan penumpang umum, pemantauan tarif angkutan umum, dan ramp check.
Perlu pula disiapkan penyediaan area istirahat di jalur Jalan Lintas Sumatera, memprioritaskan angkutan penumpang umum dalam pengaturan di lapangan, penyediaan sarana informasi mudik Lebaran, pengawasan keselamatan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan. Selain itu, pembatasan operasional angkutan barang, penyiapan mobil derek, alat-alat berat pada lokasi tertentu, dan pengaturan penumpang di terminal, pelabuhan penyeberangan, stasiun, dan bandara di Lampung.
Di samping mewaspadai dan perlu antisipasi penanganan pada daerah rawan macet, Dishub Lampung bersama instansi terkait juga mengingatkan untuk mewaspadai daerah rawan longsor dan banjir di Lampung, antara lain, terdapat empat lokasi rawan longsor dan enam lokasi rawan banjir di seluruh Lampung. Pihaknya sudah menginformasikan peta daerah rawan longsor dan banjir tersebut.
Pihaknya mengantisipasi agar pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2018 terselenggara dengan aman, nyaman, efektif, dan efisien, kata Qodratul pula.
Provinsi Lampung memiliki ruas jalan nasional (Jalan Lintas Sumatera) sekitar 1.100 km, dan jalan provinsi sepanjang sekitar 1.700 km. Kondisi jalan nasional dan provinsi itu, kini sebagian masih rusak dan tengah dalam perbaikan maupun perawatan yang diperlukan dan diharapkan mendekati Lebaran sudah dalam kondisi baik. Selain itu, pemudik pada Lebaran 2018 akan merasakan manfaat dan sensasi melintasi Tol Transsumatera di wilayah Lampung, yang kali pertama digunakan sebagai jalur arus mudik dan arus balik pemudik dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya. Pada tahun ini, para pemudik akan bisa "menikmati" sensasi tol untuk pertama kalinya saat berlalu lintas dari Sumatera ke Jawa atau sebaliknya meski belum seluruh ruas Tol Transsumatera di wilayah Lampung tuntas pengerjaannya.
Jalan Tol Transsumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 km terdiri atas empat paket, yakni Bakauheni-Sidomulyo sepanjang 39,40 kilometer, Sidomulyo-Kotabaru sepanjang 40,6 kilometer, Kotabaru-Metro sepanjang 29 kilometer, dan Metro-Terbanggi Besar sepanjang 31,93 kilometer.
Paket Bakauheni-Sidomulyo sudah dalam kondisi dicor beton (rigid) sehingga bisa keluar masuk tol di gerbang Hatta dan Sidomulyo, dan dapat digunakan tol fungsional pada angkutan Lebaran 2018.
Paket Sidomulyo-Kotabaru sepanjang 40,6 km juga dalam kondisi sebagian rigid dan sisanya "lean concrete" atau pengerjaan bagian tengah badan jalan. Proyek ini sedang diupayakan untuk bisa fungsional. Ruas tol lainnya diyakini dapat digunakan meski bersifat fungsional. Hal ini untuk memperlancar arus mudik dan arus balik serta untuk mengatasi kemacetan di beberapa titik lintas tengah Jalinsum, seperti Gunung Sugih Lampung Tengah.
Sementara itu, pembangunan Tol Transsumatera ruas Terbanggi Besar (Kabupaten Lampung Tengah)-Pematang Panggang (Kabupaten Mesuji Lampung) sepanjang 112 kilometer juga sedang dilaksanakan dan digenjot penyelesaiannya. Kementerian PUPR menyebutkan TTS ruas Baauheni-Terbanggi Besar di wilayah Lampung yang operasional mencapai 13,9 km dan fungsional 88,44 km, sedang ruas Terbanggi Besar (Lampung)-Kayu Agung (Sumsel) yang fungsional mencapai 22 km.
Dengan berbagai persiapan yang dilaksanakan, Lampung sekarang ini sudah posisi siap "melayani" penumpang arus mudik dan arus balik, seperti keamanan, penyediaan posko kesehatan dan rumah sakit, bahan bakar, pangan, area parkir dan beristirahat, serta berbagai penunjang keamanan dan kelancaran berlalu lintas.
Selain itu, tentunya Lampung juga siap menggunakan momen arus mudik dan arus balik untuk mempromosikan potensi-potensi Lampung kepada para pemudik.
Pada arus mudik dan balik Lebaran 2018, jumlah penumpang dan kendaraan diperkirakan meningkat sekitar 8 persen.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahkan menyebutkan jumlah pemudik melalui Provinsi Lampung sebanyak 2,3 juta jiwa pada mudik Lebaran 2017.
"Pemudik yang menggunakan mobil sebanyak 300.000 unit dan 188.000 sepeda motor," kata Menhub pada Dialog Nasional Indonesia Maju di Kampus Pascasarjana Universitas Bandarlampung, belum lama ini.
Akan tetapi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menganjurkan agar pemudik tidak menggunakan kendaraan sepeda motor, mengingat korban kecelakaan pada arus mudik hampir 70 persen pengguna sepeda motor. Oleh karena itu, pihaknya telah menggratiskan pemudik untuk menggunakan angkutan bus bagi pengguna sepeda motor yang akan mudik.
"Lampung begitu strategis, kita punya Pelabuhan Bakauheni. Oleh karena itu, diberi 'level of service' yang lebih baik. Akan tetapi, saya juga mendukung kegiatan mudik itu, saya akan anjurkan truk besar tidak beroperasi. Akan tetapi, jangan lupa untuk logistik makanan tetap jalan," katanya.
Menhub juga mengatakan bahwa arus mudik pada tahun lalu cukup bagus mengingat semua instansi bekerja sama dengan baik. Pengorganisasian mudik itu, menurut dia, kompak sekali. Ada polisi, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, dan lain-lain. Pada tahun lalu kegiatan mudik cukup baik dan tahun ini harus lebih baik lagi.
Sehubungan dengan itu, Menhub meminta masyarakat Lampung untuk bersedia melayani saudaranya yang akan mudik bersama ke Sumatera.
Dalam rangka "melayani pemudik" dan menjaga keamanan saat arus mudik dan arus balik berlangsung di wilayah Lampung, Operasi Ketupat Krakatau 2018 juga digelar.
Operasi Ketupat 2018 merupakan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan serentak di Polda seluruh Indonesia selama 18 hari, mulai 7 s.d. 24 Juni 2018.
Dalam Apel Pasukan Operasi Ketupat Krakatau 2018, di Lapangan Korpri, Pemprov Lampung, Rabu (6/6), disebutkan dari 4.792 personel yang dikerahkan berasal dari Polda Lampung sebanyak 156 personel, polres sebanyak 2.248 personel, dan instansi terkait sebanyak 2.338 personel yang tersebar di 46 pos pengamana, 16 pos pelayanan, 19 pos pantau, dan 1 pos terpadu.
"Operasi ini melibatkan sebanyak 173.397 personel pengamanan gabungan yang terdiri atas unsur Polri, TNI, pemda, serta pihak terkait dan elemen masyarakat lainnya yang tersebar di 3.097 pos pengamanan, 1.112 pos pelayanan, 7 pos terpadu, dan 12 pos check point selama penyelenggaraan operasi," kata Pjs. Gubernur Lampung Didik Suprayitno menyampaikan amanat Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Ada empat kerawanan yang harus diwaspadai, yaitu stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan, permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik, potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, serta yang terakhir ancaman tindak pidana terorisme. Untuk itu, dalam mewujudkan keamanan secara umum, kepada seluruh jajaran untuk terus menerus meningkatkan kerja sama dengan rekan-rekan TNI serta pihak terkait terkait lainnya.
Untuk menjaga keamanan, Polda Lampung juga menyiagakan sejumlah "sniper" atau penembak jitu di jalur mudik dan arus balik Lebaran 2018 untuk mengantsipasi kejahatan serta memberi rasa aman dan kenyamanan kepada pemudik. Upaya ini merupakan dan tugas polisi untuk memberikan rasa aman kepada pemudik saat melintasi jalur mudik dan balik Lebaran 2018, khususnya di Provinsi Lampung, kata Kapolda Lampung Irjen Polisi Suntana.
Titik Rawan Macet Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Perhubungan dan pihak berwenang di daerah ini telah memetakan sedikitnya sembilan titik rawan kemacetan yang diprediksi terjadi pada angkutan Lebaran 2018 sehingga dipandang perlu mengantisipasi titik rawan tersebut sejak dini.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan, peta daerah rawan macet sedikitnya sembilan titik yang tersebar di Lampung, yaitu di Pasar Unit II Kabupaten Tulangbawang, Pasar Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara, Pasar Bandarjaya Kabupaten Lampung Tengah, Pasar Talangpadang Kabupaten Tanggamus, Pasar Pringsewu, Pasar Gadingrejo, Pasar Natar Kabupaten Lampung Selatan, THR Pasir Putih, dan sekitar Pelabuhan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan.
Dishub perlu berkoordinasi dengan berbagai instansi dan pihak untuk penanganan titik-titik rawan kemacetan itu sehingga tidak menghambat kelancaran kendaraan arus mudik dan balik pada Lebaran 2018.
Qodratul menyebutkan sejumlah kegiatan penting yang menjadi perhatian pihaknya bersama instansi terkait lainnya, selain penanganan pada titik-titik rawan kemacetan (hambatan samping dan perlintasan sebidang), setidaknya pada sembilan titik itu diperlukan optimalisasi fungsi terminal dengan melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan angkutan penumpang umum, pemantauan tarif angkutan umum, dan ramp check.
Perlu pula disiapkan penyediaan area istirahat di jalur Jalan Lintas Sumatera, memprioritaskan angkutan penumpang umum dalam pengaturan di lapangan, penyediaan sarana informasi mudik Lebaran, pengawasan keselamatan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan. Selain itu, pembatasan operasional angkutan barang, penyiapan mobil derek, alat-alat berat pada lokasi tertentu, dan pengaturan penumpang di terminal, pelabuhan penyeberangan, stasiun, dan bandara di Lampung.
Di samping mewaspadai dan perlu antisipasi penanganan pada daerah rawan macet, Dishub Lampung bersama instansi terkait juga mengingatkan untuk mewaspadai daerah rawan longsor dan banjir di Lampung, antara lain, terdapat empat lokasi rawan longsor dan enam lokasi rawan banjir di seluruh Lampung. Pihaknya sudah menginformasikan peta daerah rawan longsor dan banjir tersebut.
Pihaknya mengantisipasi agar pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2018 terselenggara dengan aman, nyaman, efektif, dan efisien, kata Qodratul pula.
Provinsi Lampung memiliki ruas jalan nasional (Jalan Lintas Sumatera) sekitar 1.100 km, dan jalan provinsi sepanjang sekitar 1.700 km. Kondisi jalan nasional dan provinsi itu, kini sebagian masih rusak dan tengah dalam perbaikan maupun perawatan yang diperlukan dan diharapkan mendekati Lebaran sudah dalam kondisi baik. Selain itu, pemudik pada Lebaran 2018 akan merasakan manfaat dan sensasi melintasi Tol Transsumatera di wilayah Lampung, yang kali pertama digunakan sebagai jalur arus mudik dan arus balik pemudik dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya. Pada tahun ini, para pemudik akan bisa "menikmati" sensasi tol untuk pertama kalinya saat berlalu lintas dari Sumatera ke Jawa atau sebaliknya meski belum seluruh ruas Tol Transsumatera di wilayah Lampung tuntas pengerjaannya.
Jalan Tol Transsumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 km terdiri atas empat paket, yakni Bakauheni-Sidomulyo sepanjang 39,40 kilometer, Sidomulyo-Kotabaru sepanjang 40,6 kilometer, Kotabaru-Metro sepanjang 29 kilometer, dan Metro-Terbanggi Besar sepanjang 31,93 kilometer.
Paket Bakauheni-Sidomulyo sudah dalam kondisi dicor beton (rigid) sehingga bisa keluar masuk tol di gerbang Hatta dan Sidomulyo, dan dapat digunakan tol fungsional pada angkutan Lebaran 2018.
Paket Sidomulyo-Kotabaru sepanjang 40,6 km juga dalam kondisi sebagian rigid dan sisanya "lean concrete" atau pengerjaan bagian tengah badan jalan. Proyek ini sedang diupayakan untuk bisa fungsional. Ruas tol lainnya diyakini dapat digunakan meski bersifat fungsional. Hal ini untuk memperlancar arus mudik dan arus balik serta untuk mengatasi kemacetan di beberapa titik lintas tengah Jalinsum, seperti Gunung Sugih Lampung Tengah.
Sementara itu, pembangunan Tol Transsumatera ruas Terbanggi Besar (Kabupaten Lampung Tengah)-Pematang Panggang (Kabupaten Mesuji Lampung) sepanjang 112 kilometer juga sedang dilaksanakan dan digenjot penyelesaiannya. Kementerian PUPR menyebutkan TTS ruas Baauheni-Terbanggi Besar di wilayah Lampung yang operasional mencapai 13,9 km dan fungsional 88,44 km, sedang ruas Terbanggi Besar (Lampung)-Kayu Agung (Sumsel) yang fungsional mencapai 22 km.
Dengan berbagai persiapan yang dilaksanakan, Lampung sekarang ini sudah posisi siap "melayani" penumpang arus mudik dan arus balik, seperti keamanan, penyediaan posko kesehatan dan rumah sakit, bahan bakar, pangan, area parkir dan beristirahat, serta berbagai penunjang keamanan dan kelancaran berlalu lintas.
Selain itu, tentunya Lampung juga siap menggunakan momen arus mudik dan arus balik untuk mempromosikan potensi-potensi Lampung kepada para pemudik.
Tags
Aktual