Sebagai negara maritim dengan 17 ribu lebih pulau di Nusantara, sudah tentu armada laut sangat penting bagi Indonesia. Salah satu yang sudah terkenal dan melegenda adalah KRI Dewaruci milik TNI Angkatan Laut.
Dari kejauhan sudah terlihat kemegahan tiang-tiang kapal yang menjulang tinggi, diselingi tali-temali kapal yang menjuntai dari tiang-tiang tersebut. Betapa jeli awak kapal harus menghafal tali tali yang masing-masing memiliki nama agar memudahkan mereka saat mengembangkan layar dan tidak salah memilih talinya.
Meski dibuat pada 1952, kapal yang memiliki tiga tiang utama yang diberi nama tokoh dalam pewayangan yaitu tiang Bima, Yudhistira dan Arjuna serta memiliki 16 layar itu masih terlihat kokoh bersandar di dermaga Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) Surabaya.
Beberapa bagian kapal masih dipertahankan memakai bahan kayu jati dengan kualitas terbaik misalnya pada bagian dek kapal, pintu menuju lambung serta pegangan di pinggir dek kapal.
Menurut Kepala Divisi Bahari KRI Dewaruci, Lettu Laut (P) Yudhi Dwi Saputra, sebagian besar kayu-kayu jati tersebut masih asli dan belum pernah diganti. Kapal yang dibuat di Jerman Barat itu pertama kali diluncurkan pada 24 Januari 1953, dan pada Juli tahun yang sama dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI.
KRI Dewaruci itu diproduksi bersama dua kapal lain yang dibeli oleh Pemerintah Jerman dan Pemerintah Yugoslavia. Hanya saja, kedua "saudara kembar" kapal itu sudah karam. Tinggal KRI Dewaruci yang tersisa bahkan sampai kini masih beroperasi, maka patutlah kapal kebanggaan Indonesia itu menjadi kapal legendaris.
Memiliki panjang total 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter, draft 4,50 meter serta bobot mati 847 ton, KRI Dewaruci menjadi kapal latih bagi taruna TNI AL dan mampu menampung 75 orang awak kapal.
Selain menggunakan layar, KRI Dewaruci juga menggunakan mesin 986 PK Diesel sebagai alat gerak dengan satu propeler berdaun empat. Mesin kapal mampu menghasilkan kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin, sementara sembilan knot dengan layar.
Nama KRI Dewaruci diambil dari nama seorang dewa dalam kisah pewayangan Jawa yaitu Dewa Ruci. Dewa Ruci dijumpai oleh Bima dalam sebuah perjalanan mencari air kehidupan. Kisah Dewa Ruci menggambarkan sebuah kepatuhan seorang murid kepada guru, kemandirian bertindak, dan perjuangan keras menemukan jati diri.
Diprakarsai Soekarno Panjang garis pantai Indonesia mencapai 99.093 kilometer seperti yang disebutkan Badan Informasi Geospasial (BIG) merujuk hasil telaah teknik pemetaan Tim Kerja Pembakuan Nama Pulau, Perhitungan Garis Pantai dan Luas Wilayah Indonesia. Luas wilayah yang menuntut penjagaan sungguh-sungguh untuk mempertahankan keutuhan maritim Indonesia.
Presiden Pertama RI, Soekarno memprakarsai lahirnya KRI Dewaruci yang berperan menjaga kedaulatan wilayah karena pemikirannya yang meyakini bahwa laut di Indonesia bukanlah pemisah melainkan pemersatu. KRI Dewaruci selain menjadi kapal latih bagi para taruna AL, belakangan juga mengemban misi diplomasi. Setiap tahun kapal tersebut berlayar ke luar negeri bahkan terhitung telah dua kali mengeliling dunia yaitu pada 1964 dan 2012.
Dengan kekuatan mesin dan layar di KRI Dewaruci, dibutuhkan lebih dari 10 bulan untuk berlayar keliling dunia.
Dalam misi muhibahnya, KRI Dewaruci menjadi duta wisata untuk Indonesia di luar negeri. Tidak jarang kapal tersebut juga mengikuti perlombaan kapal layar mewakili Indonesia.
Bahkan saking melegendanya, menurut Lettu Laut (P) Yudhi Dwi Saputra, ada seorang warga negara Amerika Serikat yang sengaja datang ke Surabaya untuk melihat langsung kemegahan KRI Dewaruci karena kecintaannya terhadap kapal.
KRI Dewaruci dalam waktu dekat akan berlayar ke daerah paling ujung Pulau Sumatera untuk mengikuti Sail Sabang.
Penerus KRI Dewaruci Namun karena umurnya yang sudah lebih dari setengah abad, saat ini pemerintah sudah menyiapkan kapal pengganti yang lebih besar dari KRI Dewaruci yang diberi nama KRI Bima Suci.
KRI Bima Suci adalah kapal layar buatan perusahaan kapal ternama Spanyol Freire Shipyard yang berlokasi di Kota Vigo. Rancangan teknis kapal layar tiang tinggi ini, memiliki ukuran panjang total 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas.
Kapal Kelas Bark (Barque) tiga tiang tersebut memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut.
Keistimewaan kapal penerus KRI Dewaruci itu terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih, instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digital.
KRI Bima Suci memiliki anjungan latih untuk taruna dilengkapi peralatan simulator navigasi, sehingga taruna dapat berlatih seolah-olah berlayar, walaupun kapal sedang sandar. Peralatan multimedia bersistem teknologi informasi turut melengkapinya.
Peralatan multimedia itu dapat menampilkan data yang dibutuhkan tentang pelajaran, ensiklopedia, hingga hiburan menonton film, karaoke, dan visualisasi kebudayaan Indonesia.
Meski diganti dengan kapal yang lebih canggih, sang legenda, KRI Dewaruci tak akan terlupa, kejayaannya tetap abadi dan dikenang sepanjang masa.
Dari kejauhan sudah terlihat kemegahan tiang-tiang kapal yang menjulang tinggi, diselingi tali-temali kapal yang menjuntai dari tiang-tiang tersebut. Betapa jeli awak kapal harus menghafal tali tali yang masing-masing memiliki nama agar memudahkan mereka saat mengembangkan layar dan tidak salah memilih talinya.
Meski dibuat pada 1952, kapal yang memiliki tiga tiang utama yang diberi nama tokoh dalam pewayangan yaitu tiang Bima, Yudhistira dan Arjuna serta memiliki 16 layar itu masih terlihat kokoh bersandar di dermaga Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) Surabaya.
Beberapa bagian kapal masih dipertahankan memakai bahan kayu jati dengan kualitas terbaik misalnya pada bagian dek kapal, pintu menuju lambung serta pegangan di pinggir dek kapal.
Menurut Kepala Divisi Bahari KRI Dewaruci, Lettu Laut (P) Yudhi Dwi Saputra, sebagian besar kayu-kayu jati tersebut masih asli dan belum pernah diganti. Kapal yang dibuat di Jerman Barat itu pertama kali diluncurkan pada 24 Januari 1953, dan pada Juli tahun yang sama dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI.
KRI Dewaruci itu diproduksi bersama dua kapal lain yang dibeli oleh Pemerintah Jerman dan Pemerintah Yugoslavia. Hanya saja, kedua "saudara kembar" kapal itu sudah karam. Tinggal KRI Dewaruci yang tersisa bahkan sampai kini masih beroperasi, maka patutlah kapal kebanggaan Indonesia itu menjadi kapal legendaris.
Memiliki panjang total 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter, draft 4,50 meter serta bobot mati 847 ton, KRI Dewaruci menjadi kapal latih bagi taruna TNI AL dan mampu menampung 75 orang awak kapal.
Selain menggunakan layar, KRI Dewaruci juga menggunakan mesin 986 PK Diesel sebagai alat gerak dengan satu propeler berdaun empat. Mesin kapal mampu menghasilkan kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin, sementara sembilan knot dengan layar.
Nama KRI Dewaruci diambil dari nama seorang dewa dalam kisah pewayangan Jawa yaitu Dewa Ruci. Dewa Ruci dijumpai oleh Bima dalam sebuah perjalanan mencari air kehidupan. Kisah Dewa Ruci menggambarkan sebuah kepatuhan seorang murid kepada guru, kemandirian bertindak, dan perjuangan keras menemukan jati diri.
Diprakarsai Soekarno Panjang garis pantai Indonesia mencapai 99.093 kilometer seperti yang disebutkan Badan Informasi Geospasial (BIG) merujuk hasil telaah teknik pemetaan Tim Kerja Pembakuan Nama Pulau, Perhitungan Garis Pantai dan Luas Wilayah Indonesia. Luas wilayah yang menuntut penjagaan sungguh-sungguh untuk mempertahankan keutuhan maritim Indonesia.
Presiden Pertama RI, Soekarno memprakarsai lahirnya KRI Dewaruci yang berperan menjaga kedaulatan wilayah karena pemikirannya yang meyakini bahwa laut di Indonesia bukanlah pemisah melainkan pemersatu. KRI Dewaruci selain menjadi kapal latih bagi para taruna AL, belakangan juga mengemban misi diplomasi. Setiap tahun kapal tersebut berlayar ke luar negeri bahkan terhitung telah dua kali mengeliling dunia yaitu pada 1964 dan 2012.
Dengan kekuatan mesin dan layar di KRI Dewaruci, dibutuhkan lebih dari 10 bulan untuk berlayar keliling dunia.
Dalam misi muhibahnya, KRI Dewaruci menjadi duta wisata untuk Indonesia di luar negeri. Tidak jarang kapal tersebut juga mengikuti perlombaan kapal layar mewakili Indonesia.
Bahkan saking melegendanya, menurut Lettu Laut (P) Yudhi Dwi Saputra, ada seorang warga negara Amerika Serikat yang sengaja datang ke Surabaya untuk melihat langsung kemegahan KRI Dewaruci karena kecintaannya terhadap kapal.
KRI Dewaruci dalam waktu dekat akan berlayar ke daerah paling ujung Pulau Sumatera untuk mengikuti Sail Sabang.
Penerus KRI Dewaruci Namun karena umurnya yang sudah lebih dari setengah abad, saat ini pemerintah sudah menyiapkan kapal pengganti yang lebih besar dari KRI Dewaruci yang diberi nama KRI Bima Suci.
KRI Bima Suci adalah kapal layar buatan perusahaan kapal ternama Spanyol Freire Shipyard yang berlokasi di Kota Vigo. Rancangan teknis kapal layar tiang tinggi ini, memiliki ukuran panjang total 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas.
Kapal Kelas Bark (Barque) tiga tiang tersebut memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut.
Keistimewaan kapal penerus KRI Dewaruci itu terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih, instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digital.
KRI Bima Suci memiliki anjungan latih untuk taruna dilengkapi peralatan simulator navigasi, sehingga taruna dapat berlatih seolah-olah berlayar, walaupun kapal sedang sandar. Peralatan multimedia bersistem teknologi informasi turut melengkapinya.
Peralatan multimedia itu dapat menampilkan data yang dibutuhkan tentang pelajaran, ensiklopedia, hingga hiburan menonton film, karaoke, dan visualisasi kebudayaan Indonesia.
Meski diganti dengan kapal yang lebih canggih, sang legenda, KRI Dewaruci tak akan terlupa, kejayaannya tetap abadi dan dikenang sepanjang masa.
Desi Purnamawati
Tags
Aktual