Denpasar, 6/10 (Benhil) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan jajarannya agar jangan kebanyakan bermain media sosial dan seharusnya menggunakan kecanggihan teknologi informasi untuk menambah pengetahuan.
"Saya baru baca berita pagi ini, 90 persen perceraian di Depok dan Bekasi disebabkan oleh medsos. Jadi, kebanyakan main medsos itu penyakit, habis waktu kita," kata Pastika saat menyampaikan sambutan pada pelantikan 63 pejabat administrator (eselon III) Pemprov Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, terlepas dari manfaatnya, perkembangan media sosial belakangan ini juga banyak menimbulkan dampak negatif. Kemajuan teknologi sejatinya bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang jauh lebih bermanfaat.
Mantan Kapolda Bali itu menambahkan banyak laman (Website) yang menawarkan sistem pengajaran dalam jaringan (online) yang sangat mudah diakses.
"Dengan kemajuan IT, sekolah ada dalam genggaman. Manfaatkan itu untuk meningkatkan kualitas diri," ujarnya sembari mengatakan seseorang yang dipercaya menjadi pemimpin harus lebih pintar dari anak buah agar tidak dilecehkan.
Di sisi lain, Pastika juga menyinggung pelantikan yang digelar di tengah situasi prihatin terkait peningkatan status menunggu letusan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Di tengah keprihatinan dan kesibukan membantu saudara kita di pengungsian, kita juga harus tetap fokus pada penataan kinerja untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan," katanya.
Mutasi, lanjut dia, adalah sebuah hal yang wajar dalam sebuah organisasi. Pada pelantikan pejabat eselon III kali ini, sebagian yang dilantik adalah mutasi horizontal dan sebagian lagi adalah mereka yang mendapat promosi.
"Mutasi adalah upaya penyegaran dan pengisian jabatan yang lowong," ucapnya. Untuk itu diharapkan agar proses mutasi tak menimbulkan kegaduhan atau kasak-kusuk karena sudah melalui proses evaluasi.
Pastika mengingatkan pula kalau jabatan itu bukan hak, tetapi amanah yang harus dijawab dengan dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab.
Upacara pelantikan dihadiri pula oleh Kepala Organisasi Perangkat daerah (OPD) di Lingkungan Pemprov Bali. (Ben/An)
"Saya baru baca berita pagi ini, 90 persen perceraian di Depok dan Bekasi disebabkan oleh medsos. Jadi, kebanyakan main medsos itu penyakit, habis waktu kita," kata Pastika saat menyampaikan sambutan pada pelantikan 63 pejabat administrator (eselon III) Pemprov Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, terlepas dari manfaatnya, perkembangan media sosial belakangan ini juga banyak menimbulkan dampak negatif. Kemajuan teknologi sejatinya bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang jauh lebih bermanfaat.
Mantan Kapolda Bali itu menambahkan banyak laman (Website) yang menawarkan sistem pengajaran dalam jaringan (online) yang sangat mudah diakses.
"Dengan kemajuan IT, sekolah ada dalam genggaman. Manfaatkan itu untuk meningkatkan kualitas diri," ujarnya sembari mengatakan seseorang yang dipercaya menjadi pemimpin harus lebih pintar dari anak buah agar tidak dilecehkan.
Di sisi lain, Pastika juga menyinggung pelantikan yang digelar di tengah situasi prihatin terkait peningkatan status menunggu letusan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.
"Di tengah keprihatinan dan kesibukan membantu saudara kita di pengungsian, kita juga harus tetap fokus pada penataan kinerja untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan," katanya.
Mutasi, lanjut dia, adalah sebuah hal yang wajar dalam sebuah organisasi. Pada pelantikan pejabat eselon III kali ini, sebagian yang dilantik adalah mutasi horizontal dan sebagian lagi adalah mereka yang mendapat promosi.
"Mutasi adalah upaya penyegaran dan pengisian jabatan yang lowong," ucapnya. Untuk itu diharapkan agar proses mutasi tak menimbulkan kegaduhan atau kasak-kusuk karena sudah melalui proses evaluasi.
Pastika mengingatkan pula kalau jabatan itu bukan hak, tetapi amanah yang harus dijawab dengan dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab.
Upacara pelantikan dihadiri pula oleh Kepala Organisasi Perangkat daerah (OPD) di Lingkungan Pemprov Bali. (Ben/An)
Tags
Bali