Purwokerto, 15/9 (Benhil) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dari normal (Level I) menjadi waspada (Level II), kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Surip.
"Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, status Kawah Sileri dinaikkan dari normal menjadi waspada sejak hari Kamis (14/5), pukul 23.00 WIB," katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Jumat dini hari.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan visual Gunung Api Dieng, khususnya Kawah Sileri, dari periode bulan Juni 2017 hingga 14 September 2017 pada umumnya cuaca cerah-mendung hingga hujan, dengan curah hujan maksimal 88,9 milimeter.
Selain itu, angin bertiup lemah hingga kencang dari arah selatan, timur, barat, dan utara, asap Kawah Sileri bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi asap maksimum 10 meter, serta tidak tampak adanya aliran gas dari Kawah Timbang.
Sementara pada tanggal 2 Juli 2017, pukul 11.54 WIB teramati erupsi freatik, asap putih tebal, dan tinggi asap kurang lebih 150 meter dengan tekanan asap kuat.
"Dari sisi pengamatan kegempaan sejak bulan Juni 2017 hingga 14 September 2017 pukul 22.30 WIB, terekam 24 kali gempa tektonik jauh, 173 kali gempa tektonik lokal di manabdua kali terasa MMI IV dan satu kali terasa MMI II, 51 kali gempa vulkanik dalam (VA), 10 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 12 kali gempa Tornillo, 485 kali gempa embusan, satu kali gempa letusan, serta gempa tremor menerus," katanya.
Ia mengatakan dalam pengukuran suhu air Kawah Sileri sejak tanggal 8 Juli 2017 hingga 14 September 2017, pukul 22.30 WIB, menunjukkan peningkatan dari 90,7 derajat Celcius menjadi 93,5 derajat Celcius dan suhu tanah di Kawah Sileri juga menunjukkan peningkatan dari 58,6 derajat Celcius menjadi 69,4 derajat Celcius.
Menurut dia, pengukuran suhu Kawah Timbang sejak tanggal 25 Mei 2017 sampai 13 September 2017 juga menunjukkan peningkatan dari rata-rata 57,3 derajat Celcius menjadi 62,7 derajat Celcius.
Sedangkan suhu tanah di Kawah Timbang sejak tanggal 1 Juni 2017 sampai 13 September 2017 menunjukkan tren menurun 18,6 derajat Celcius menjadi 17,2 derajat Celcius.
"Konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang sejak 25 Mei 2017 sampai 13 September 2017 berkisar antara 0,22 persen hingga 0,24 persen dan tidak menunjukkan adanya peningkatan," kata Surip.
Ia mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, suhu dan konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang cenderung normal, sedangkan suhu di Kawah Sileri cenderung terus meningkat sejak 8 Juli 2017.
Selain itu, kata dia, hasil pemantauan kegempaan sejak bulan Januari 2017 hingga 13 September 2017, pukul 06.00 WIB, jumlah gempa berfluktuatif, namun sejak 13 September hingga 14 September 2017, pukul 21.00 WIB, terjadi tremor menerus dengan amplituda 0,3-1 milimeter, dominan 0,5 milimeter.
"Potensi bahaya yang ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Api Dieng terutama adalah terjadinya erupsi freatik, hujan lumpur, lontaran material di Kawah Sileri, dan meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik serta aliran gas CO2 konsentrasi tinggi dan berbahaya di Kawah Timbang," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 1.000 meter dari bibir kawah. Sementara bagi masyarakat yang berada di dalam radius 1 kilometer dari bibir Kawah Sileri, yakni warga yang bermukim di Dusun Sekalam dan Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara agar diungsikan sementara ke tempat yang aman.
Selain itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan. PVMBG mengimbau masyarakat agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari 1 meter karena dari tempat tersebut masih berpotensi terancam bahaya gas CO2 dan H2S.
Masyarakat juga diminta agar tetap tenang tidak terpancing isu-isu terkait dengan aktivitas Gunung Api Dieng dan agar selalu mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah," katanya.
"PVMBG merekomendasikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Banjarnegara, BPBD Kabupaten Wonosobo, serta BPBD Kabupaten Batang agar selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau melalui Pos Pengamatan Gunung Api Dieng di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, telepon 082330123236, tentang aktivitas Gunung Api Dieng," katanya.
Surip mengatakan objek wisata lainnya di Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan karena peningkatan aktivitas hanya di Kawah Sileri.
Selain itu, Kawah Timbang bukan merupakan daerah tujuan wisata dan lokasinya jauh dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng. (Ben/An)
"Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, status Kawah Sileri dinaikkan dari normal menjadi waspada sejak hari Kamis (14/5), pukul 23.00 WIB," katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Jumat dini hari.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan visual Gunung Api Dieng, khususnya Kawah Sileri, dari periode bulan Juni 2017 hingga 14 September 2017 pada umumnya cuaca cerah-mendung hingga hujan, dengan curah hujan maksimal 88,9 milimeter.
Selain itu, angin bertiup lemah hingga kencang dari arah selatan, timur, barat, dan utara, asap Kawah Sileri bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi asap maksimum 10 meter, serta tidak tampak adanya aliran gas dari Kawah Timbang.
Sementara pada tanggal 2 Juli 2017, pukul 11.54 WIB teramati erupsi freatik, asap putih tebal, dan tinggi asap kurang lebih 150 meter dengan tekanan asap kuat.
"Dari sisi pengamatan kegempaan sejak bulan Juni 2017 hingga 14 September 2017 pukul 22.30 WIB, terekam 24 kali gempa tektonik jauh, 173 kali gempa tektonik lokal di manabdua kali terasa MMI IV dan satu kali terasa MMI II, 51 kali gempa vulkanik dalam (VA), 10 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 12 kali gempa Tornillo, 485 kali gempa embusan, satu kali gempa letusan, serta gempa tremor menerus," katanya.
Ia mengatakan dalam pengukuran suhu air Kawah Sileri sejak tanggal 8 Juli 2017 hingga 14 September 2017, pukul 22.30 WIB, menunjukkan peningkatan dari 90,7 derajat Celcius menjadi 93,5 derajat Celcius dan suhu tanah di Kawah Sileri juga menunjukkan peningkatan dari 58,6 derajat Celcius menjadi 69,4 derajat Celcius.
Menurut dia, pengukuran suhu Kawah Timbang sejak tanggal 25 Mei 2017 sampai 13 September 2017 juga menunjukkan peningkatan dari rata-rata 57,3 derajat Celcius menjadi 62,7 derajat Celcius.
Sedangkan suhu tanah di Kawah Timbang sejak tanggal 1 Juni 2017 sampai 13 September 2017 menunjukkan tren menurun 18,6 derajat Celcius menjadi 17,2 derajat Celcius.
"Konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang sejak 25 Mei 2017 sampai 13 September 2017 berkisar antara 0,22 persen hingga 0,24 persen dan tidak menunjukkan adanya peningkatan," kata Surip.
Ia mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, suhu dan konsentrasi gas CO2 di Kawah Timbang cenderung normal, sedangkan suhu di Kawah Sileri cenderung terus meningkat sejak 8 Juli 2017.
Selain itu, kata dia, hasil pemantauan kegempaan sejak bulan Januari 2017 hingga 13 September 2017, pukul 06.00 WIB, jumlah gempa berfluktuatif, namun sejak 13 September hingga 14 September 2017, pukul 21.00 WIB, terjadi tremor menerus dengan amplituda 0,3-1 milimeter, dominan 0,5 milimeter.
"Potensi bahaya yang ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Api Dieng terutama adalah terjadinya erupsi freatik, hujan lumpur, lontaran material di Kawah Sileri, dan meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik serta aliran gas CO2 konsentrasi tinggi dan berbahaya di Kawah Timbang," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 1.000 meter dari bibir kawah. Sementara bagi masyarakat yang berada di dalam radius 1 kilometer dari bibir Kawah Sileri, yakni warga yang bermukim di Dusun Sekalam dan Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara agar diungsikan sementara ke tempat yang aman.
Selain itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas di Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO2 dan H2S yang berbahaya bagi kehidupan. PVMBG mengimbau masyarakat agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari 1 meter karena dari tempat tersebut masih berpotensi terancam bahaya gas CO2 dan H2S.
Masyarakat juga diminta agar tetap tenang tidak terpancing isu-isu terkait dengan aktivitas Gunung Api Dieng dan agar selalu mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah," katanya.
"PVMBG merekomendasikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Banjarnegara, BPBD Kabupaten Wonosobo, serta BPBD Kabupaten Batang agar selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau melalui Pos Pengamatan Gunung Api Dieng di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, telepon 082330123236, tentang aktivitas Gunung Api Dieng," katanya.
Surip mengatakan objek wisata lainnya di Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan karena peningkatan aktivitas hanya di Kawah Sileri.
Selain itu, Kawah Timbang bukan merupakan daerah tujuan wisata dan lokasinya jauh dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng. (Ben/An)
Tags
Aktual