Jakarta, 2/9 (Benhil) - Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia M Wahid Supriyadi menggelar "open house" di Wisma Indonesia, di Moskow, Jumat 1 September 2017, bersama ratusan warga negara Indonesia yang mengikuti Shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1438 Hijriyah.
Berbagai kuliner khas Indonesia pun tersaji, menambah kehangatan suasana keindonesiaan di negeri Beruang Merah itu. Suasana kekeluargaan, kebersamaan dan kehangatan di antara warga sesama bangsa di perantauan negeri orang.
"Tidak masalah di mana kami menjalani Idul Adha kali ini, namun di mana hati kami terpaut satu sama lain untuk Idul Adha kali ini". Demikian salah satu kesan dari Taufiq Maulana, salah seorang WNI di Moskow.
Taufiq, alumnus S-2 dari Moscow State Pedagogical University, bergegas pagi-pagi pergi dari apartemennya bersama istrinya yang warga negara Ukraina, Aisyah dan anaknya, Azmi Talu Maulana Taufikovich, untuk Shalat Idul Adha dan merayakannya di KBRI Moskow bersama jamaah lain.
Taufiq dan Aisyah menikah pada 11 Agustus 2015 di Masjid Park Pobedy, Moskow. Mereka bertemu awal di masjid itu dan di tempat ibadah itu pula mereka menikah.
Taufiq sekeluarga bersama jamaah lain serta Dubes Wahid dan keluarga, mengikuti Shalat Id di halaman KBRI Moskow.
"Suasana Indonesia sangat kental menyapa kami. Setelah shalat, Bapak Dubes menyelenggarakan open house di Wisma Indonesia," kata Taufiq dalam perbincangannya dengan Antara melalui layanan whatsapp.
Suasana itu berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, setelah Shalat Idul Adha di masjid, Taufiq sekeluarga mengunjungi rumah sahabat mereka dan disajikan masakan khas Tajikistan seperti "plov" (sejenis nasi kebuli), salad dari sayur-mayur, "mors", "medovic" (kue yang terbuat dari madu) dan aneka makanan lain.
Pengalaman Baru Tinggal di Moskow merupakan pengalaman yang sulit dilupakan. Taufiq menjalani kehidupan di Negeri Beruang Merah itu sejak 2011 untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Hari-hari dia lalui hingga kini dengan berbagai pengalaman baru, baik suka maupun duka.
Di Rusia dalam stratifikasi agama, Islam bukan merupakan agama terbesar kedua, setelah agama Kristen Ortodoks.
Bisa jadi karena ada kedekatan antara kedua agama tersebut, bangunan gereja-gereja Kristen Ortodoks pada umumnya berkubah sebagaimana layaknya masjid. Penganutnya yang perempuan juga tak sedikit yang menggunakan kerudung sebagaimana layaknya muslimah berhijab.
Banyak masjid berkembang di Rusia, termasuk di Moskow.
Seperti di Indonesia, muslim di Rusia selalu merayakan hari kebesaran Islam, termasuk Idul Adha.
Taufiq merasakan walaupun jauh dari kampung halaman, namun suasana dan kehangatan hari-hari besar Islam di Rusia masih terasa.
Taufiq pernah menulis soal perkembangan Islam di Rusia. Dalam tulisannya disebutkan bahwa perkembangan Islam di Rusia diawali oleh suku yang berada di pegunungan Kaukasus yaitu suku Dagestan.
Bukti-bukti yang menguatkan masuknya Islam pertama kali di pegunungan itu, yaitu dengan adanya makam para sahabat Rasulullah Muhammad SAW seperti Abdul Rahman bin Rabiah, Salman bin Rabiah, dan Surokah bin Amru. Hal ini menjadikan Dagestan merupakan pintu masuk Islam di Moskow.
Ada pula Kazan dengan Suku Tatar, sebagian besar penduduknya beragama Islam. Terlihat dengan adanya mesjid-masjid yang sangat besar dan indah serta adanya kegiatan keagamaan yang dilakukan penduduk sehari-hari. Hal ini menjadikan Kazan merupakan pusat Islam terbesar di Rusia, selain Suku Dagestan di pegunungan Kaukasus.
Ada juga Chechnya, dengan Madrasah Zelimkan di mana anak-anak dan orang dewasa menempa ilmu agama dengan sangat baik serta Ukraina yang merupakan negara federasi Rusia. Walaupun telah menjadi negara yang berdiri sendiri, namun sejarah negara ini tidak dapat dipisahkan dengan Rusia begitu pula dengan penduduknya yang beragama Islam.
Perkembangan Islam di Moskow dapat dibuktikan dengan adanya Masjid Sabornaya yang dibangun pada tahun 1904 (sebelum era komunis) namun mengalami pemugaran pada tahun 2011. Masjid Sabornaya merupakan masjid terbesar di Moskow, terletak di Olimpiysky Avenue, dirancang oleh arsitek Nikolai Zurkhov.
Selain Masjid Sabornaya, terdapat pula beberapa masjid di sekitar Moskow seperti Masjid Park Pobedy, Masjid Yardam, dan Historical Mosque of Moscow.
Di Moskow juga terdapat berbagai media Islam, meliputi portal, televisi dan radio yang berbasis islam, berbagai toko buku Islam, serta pasar halal. Hal ini bertolak belakang dibanding era Uni Soviet karena kebebasan menganut agama Islam ketika itu sangat dilarang.
Kehidupan muslim di Moskow pada masa sekarang tidak jauh berbeda dengan kehidupan muslim di Indonesia. Mereka melakukan ritual keagamaan dan mengkaji Al Quran dan Hadist. Mereka memberikan waktu luang untuk belajar mengaji di beberapa masjid besar.
Setelah shalat berjamaah, mereka membentuk beberapa grup yang dipimpin oleh seorang ustadz. Perkembangan muslim di Rusia saat ini sangat baik. Paham komunis yang menyelimuti mereka yang pernah mereka rasakan, membuat jiwa dan semangat lebih kuat untuk terus mendalami Islam secara utuh.
Terkejut Lawatan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ke Bashkortostan bulan lalu disambut oleh ulama besar Rusia Syeikh Islam Mufti Talgat Safa Tajuddin bersama jamaah dan suasana hangat menyelimuti silaturahim tersebut.
Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan, memimpin delegasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam lawatan kerja ke Rusia untuk memenuhi undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow, Rusia, yang menggelar Festival Indonesia (FI) ke-2 pada 4-6 Agustus 2017 di Moskow.
Ia dan Syeikh Islam Mufti Talgat Safa Tajuddin saling bertukar peci buatan Jabar dengan produk sejenis khas Rusia. Sebagai bentuk penghormatan, Mufti Talgat Safa Tajuddin yang merupakan tokoh rohani tertinggi di Rusia ini pun tidak ragu untuk menggunakan peci Jawa Barat tersebut.
Dalam pertemuan tersebut keduanya kemudian terlibat perbincangan akrab tentang perkembangan Islam selama ini di Rusia.
Aher merasa terkejut dengan jumlah penduduk sekitar empat juta orang di negara Bashkortostan Rusia mayoritas beragama Islam.
"Ini di luar dugaan kita semua, ternyata di Bashkortostan Rusia ini banyak muslimnya. Bahkan muslimnya sangat mayoritas mencapai sekitar 85 persen. Ini luar biasa," katanya.
Selain itu, Islam Rusia pun menyebar ke beberapa negara lainnya, seperti Finlandia dan Siberia. Perkembangan Islam di Rusia bahkan cukup pesat. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya masjid berdiri di sana.
Syeikh Islam Mufti Talgat Safa Tajuddin mengatakan, perkembangan Islam di Rusia cukup pesat sejak 15 tahun terakhir, bahkan pada setiap tahunnya berdiri 20-30 bangunan masjid di Bashkortostan Rusia. Sekarang ada sekitar 7.500 masjid yang berdiri di sini.
Umat muslim di Rusia menjalin komunikasi sangat baik dengan pemeluk agama lainnya, bahkan sangat mendapat perhatian dari pemerintah. Tidak ada hambatan apapun dari negara bahkan tanah untuk pembangunan masjid pun difasilitasi pemerintah.
Tidak hanya itu saja, pendidikan Islam pun masuk pada kurikulum sekolah di tingkat dasar.
Kehangatan Idul Adha di KBRI Moskow bisa jadi menjadi cerminan kehangatan Islam di Indonesia dan kehangatan Islam di Rusia.
Kedua negara ini menjadi yang terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan Rusia dengan wilayah seluas 17,1 juta kilometer persegi menjadi negara terbesar di dunia.
Dengan hubungan diplomatik yang sangat baik, kedua negara bisa saling mengisi bagi kemaslahatan dunia secara keseluruhan.
Caption foto: Taufiq Maulana (WNI di Moskow), Aisyah (istri, warga negara Ukraina) dan anak. (Ben/An)
Berbagai kuliner khas Indonesia pun tersaji, menambah kehangatan suasana keindonesiaan di negeri Beruang Merah itu. Suasana kekeluargaan, kebersamaan dan kehangatan di antara warga sesama bangsa di perantauan negeri orang.
"Tidak masalah di mana kami menjalani Idul Adha kali ini, namun di mana hati kami terpaut satu sama lain untuk Idul Adha kali ini". Demikian salah satu kesan dari Taufiq Maulana, salah seorang WNI di Moskow.
Taufiq, alumnus S-2 dari Moscow State Pedagogical University, bergegas pagi-pagi pergi dari apartemennya bersama istrinya yang warga negara Ukraina, Aisyah dan anaknya, Azmi Talu Maulana Taufikovich, untuk Shalat Idul Adha dan merayakannya di KBRI Moskow bersama jamaah lain.
Taufiq dan Aisyah menikah pada 11 Agustus 2015 di Masjid Park Pobedy, Moskow. Mereka bertemu awal di masjid itu dan di tempat ibadah itu pula mereka menikah.
Taufiq sekeluarga bersama jamaah lain serta Dubes Wahid dan keluarga, mengikuti Shalat Id di halaman KBRI Moskow.
"Suasana Indonesia sangat kental menyapa kami. Setelah shalat, Bapak Dubes menyelenggarakan open house di Wisma Indonesia," kata Taufiq dalam perbincangannya dengan Antara melalui layanan whatsapp.
Suasana itu berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, setelah Shalat Idul Adha di masjid, Taufiq sekeluarga mengunjungi rumah sahabat mereka dan disajikan masakan khas Tajikistan seperti "plov" (sejenis nasi kebuli), salad dari sayur-mayur, "mors", "medovic" (kue yang terbuat dari madu) dan aneka makanan lain.
Pengalaman Baru Tinggal di Moskow merupakan pengalaman yang sulit dilupakan. Taufiq menjalani kehidupan di Negeri Beruang Merah itu sejak 2011 untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Hari-hari dia lalui hingga kini dengan berbagai pengalaman baru, baik suka maupun duka.
Di Rusia dalam stratifikasi agama, Islam bukan merupakan agama terbesar kedua, setelah agama Kristen Ortodoks.
Bisa jadi karena ada kedekatan antara kedua agama tersebut, bangunan gereja-gereja Kristen Ortodoks pada umumnya berkubah sebagaimana layaknya masjid. Penganutnya yang perempuan juga tak sedikit yang menggunakan kerudung sebagaimana layaknya muslimah berhijab.
Banyak masjid berkembang di Rusia, termasuk di Moskow.
Seperti di Indonesia, muslim di Rusia selalu merayakan hari kebesaran Islam, termasuk Idul Adha.
Taufiq merasakan walaupun jauh dari kampung halaman, namun suasana dan kehangatan hari-hari besar Islam di Rusia masih terasa.
Taufiq pernah menulis soal perkembangan Islam di Rusia. Dalam tulisannya disebutkan bahwa perkembangan Islam di Rusia diawali oleh suku yang berada di pegunungan Kaukasus yaitu suku Dagestan.
Bukti-bukti yang menguatkan masuknya Islam pertama kali di pegunungan itu, yaitu dengan adanya makam para sahabat Rasulullah Muhammad SAW seperti Abdul Rahman bin Rabiah, Salman bin Rabiah, dan Surokah bin Amru. Hal ini menjadikan Dagestan merupakan pintu masuk Islam di Moskow.
Ada pula Kazan dengan Suku Tatar, sebagian besar penduduknya beragama Islam. Terlihat dengan adanya mesjid-masjid yang sangat besar dan indah serta adanya kegiatan keagamaan yang dilakukan penduduk sehari-hari. Hal ini menjadikan Kazan merupakan pusat Islam terbesar di Rusia, selain Suku Dagestan di pegunungan Kaukasus.
Ada juga Chechnya, dengan Madrasah Zelimkan di mana anak-anak dan orang dewasa menempa ilmu agama dengan sangat baik serta Ukraina yang merupakan negara federasi Rusia. Walaupun telah menjadi negara yang berdiri sendiri, namun sejarah negara ini tidak dapat dipisahkan dengan Rusia begitu pula dengan penduduknya yang beragama Islam.
Perkembangan Islam di Moskow dapat dibuktikan dengan adanya Masjid Sabornaya yang dibangun pada tahun 1904 (sebelum era komunis) namun mengalami pemugaran pada tahun 2011. Masjid Sabornaya merupakan masjid terbesar di Moskow, terletak di Olimpiysky Avenue, dirancang oleh arsitek Nikolai Zurkhov.
Selain Masjid Sabornaya, terdapat pula beberapa masjid di sekitar Moskow seperti Masjid Park Pobedy, Masjid Yardam, dan Historical Mosque of Moscow.
Di Moskow juga terdapat berbagai media Islam, meliputi portal, televisi dan radio yang berbasis islam, berbagai toko buku Islam, serta pasar halal. Hal ini bertolak belakang dibanding era Uni Soviet karena kebebasan menganut agama Islam ketika itu sangat dilarang.
Kehidupan muslim di Moskow pada masa sekarang tidak jauh berbeda dengan kehidupan muslim di Indonesia. Mereka melakukan ritual keagamaan dan mengkaji Al Quran dan Hadist. Mereka memberikan waktu luang untuk belajar mengaji di beberapa masjid besar.
Setelah shalat berjamaah, mereka membentuk beberapa grup yang dipimpin oleh seorang ustadz. Perkembangan muslim di Rusia saat ini sangat baik. Paham komunis yang menyelimuti mereka yang pernah mereka rasakan, membuat jiwa dan semangat lebih kuat untuk terus mendalami Islam secara utuh.
Terkejut Lawatan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ke Bashkortostan bulan lalu disambut oleh ulama besar Rusia Syeikh Islam Mufti Talgat Safa Tajuddin bersama jamaah dan suasana hangat menyelimuti silaturahim tersebut.
Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan, memimpin delegasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam lawatan kerja ke Rusia untuk memenuhi undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow, Rusia, yang menggelar Festival Indonesia (FI) ke-2 pada 4-6 Agustus 2017 di Moskow.
Ia dan Syeikh Islam Mufti Talgat Safa Tajuddin saling bertukar peci buatan Jabar dengan produk sejenis khas Rusia. Sebagai bentuk penghormatan, Mufti Talgat Safa Tajuddin yang merupakan tokoh rohani tertinggi di Rusia ini pun tidak ragu untuk menggunakan peci Jawa Barat tersebut.
Dalam pertemuan tersebut keduanya kemudian terlibat perbincangan akrab tentang perkembangan Islam selama ini di Rusia.
Aher merasa terkejut dengan jumlah penduduk sekitar empat juta orang di negara Bashkortostan Rusia mayoritas beragama Islam.
"Ini di luar dugaan kita semua, ternyata di Bashkortostan Rusia ini banyak muslimnya. Bahkan muslimnya sangat mayoritas mencapai sekitar 85 persen. Ini luar biasa," katanya.
Selain itu, Islam Rusia pun menyebar ke beberapa negara lainnya, seperti Finlandia dan Siberia. Perkembangan Islam di Rusia bahkan cukup pesat. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya masjid berdiri di sana.
Syeikh Islam Mufti Talgat Safa Tajuddin mengatakan, perkembangan Islam di Rusia cukup pesat sejak 15 tahun terakhir, bahkan pada setiap tahunnya berdiri 20-30 bangunan masjid di Bashkortostan Rusia. Sekarang ada sekitar 7.500 masjid yang berdiri di sini.
Umat muslim di Rusia menjalin komunikasi sangat baik dengan pemeluk agama lainnya, bahkan sangat mendapat perhatian dari pemerintah. Tidak ada hambatan apapun dari negara bahkan tanah untuk pembangunan masjid pun difasilitasi pemerintah.
Tidak hanya itu saja, pendidikan Islam pun masuk pada kurikulum sekolah di tingkat dasar.
Kehangatan Idul Adha di KBRI Moskow bisa jadi menjadi cerminan kehangatan Islam di Indonesia dan kehangatan Islam di Rusia.
Kedua negara ini menjadi yang terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan Rusia dengan wilayah seluas 17,1 juta kilometer persegi menjadi negara terbesar di dunia.
Dengan hubungan diplomatik yang sangat baik, kedua negara bisa saling mengisi bagi kemaslahatan dunia secara keseluruhan.
Caption foto: Taufiq Maulana (WNI di Moskow), Aisyah (istri, warga negara Ukraina) dan anak. (Ben/An)
Budi Setiawanto
Tags
Aktual