Jakarta, (Benhil, 15/7/2017) -
Masyarakat pengguna jalan tol dengan uang elektronik (e-Toll) akan
mendapatkan kemudahan mulai 17 Agustus sampai 30 September mendatang.
Pasalnya, Bank Indonesia akan memberikan diskon hingga 50 persen selama
tanggal tersebut bagi pembeli uang elektronik perdana.
"Kami,
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan perbankan, sudah sepakat akan
memberikan diskon," kata Deputi Gubernur BI Sugeng dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/8).
Karena didiskon, menurut paparan Bank Indonesia, harga uang
elektronik perdana menjadi sebesar Rp 10 ribu.
Sedangkan untuk tarif
jalan tol, BPJT akan memberikan diskon 10-25 persen. Namun, BPJT masih
mengkaji waktu penerapannya.
Sugeng menambahkan pemberian diskon ini
diperlukan untuk bisa mengalihkan kebiasaan masyarakat dari membayar
secara tunai menjadi non-tunai.
Hingga
akhir Juni 2017, kata Sugeng, dari total transaksi pembayaran di
gerbang tol secara nasional, baru 28 persen yang menggunakan uang
elektroik, dengan rata-rata volume 720 ribu transaksi per gerbang
tol.
Sementara, untuk pembayaran tol di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), total transkasi non-tunai sebesar 33,16
persen.
"Ini kita upayakan untuk mengubah kebiasaan, kita juga akan
lakukan enforcemen (penegakan). Ini juga kita harapkan mengubah mindset
masyarakat," ujar dia.
Dorongan untuk meningkatkan penetrasi transaksi uang elektronik sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
Pemerintah dan BI menargetkan pada 31 Oktober 2017, semua pembayaran di
jalan di seluruh ruas secara nasional akan membayar uang elektronik
atau non-tunai.
Selain
memberikan diskon untuk mendorong transaksi non-tunai, Sugeng
mengatakan, perbankan dan BPJT juga akan memperbanyak gerai atau loket
pengisian saldo uang elektronik (top-up). Pasalnya, kata Sugeng, dari
evaluasi saat arus mudik-balik Juni 2017, masyarakat banyak mengeluh
mengenai sedikitnya lokasi "top-up".
"Perbankan akan tambah 30 lokasi
'top-up' dari 21 lokasi 'top-up'," ujar dia.
Ketua BPJT Herry Tz
mengatakan upaya lainnya adalah memperbanyak jumlah gardu tol non-tunai.
Gardu hibrid merupakan gardu yang bisa menerima pembayaran tunai dan
non-tunai.
BPJT
menargetkan proporsi jumlah gardu non-tunai dan hibrid menjadi
70-30.
Saat ini, produk uang elektronik yang bisa digunakan untuk
membayar tol baru berasal dari PT. Bank Mandiri Persero Tbk (e-money),
PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BNI Tapcash), PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero Tbk (Brizzi), dan PT. Bank Central Asia Tbk (BCA-Flazz).
(Ben/Ard)
Tags
Keuangan