Denpasar, (Benhil/ 15/04/2017) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menghadiri kegiatan ritual berskala besar "Karya Melaspas" dan "Mendem Pedagingan" di Pura Puseh Hita Karana Seririt, Kabupaten Buleleng, Jumat malam.
Wagub Sudikerta di hadapan ribuan masyarakat setempat mengajak warga untuk menjaga kesucian dan kelestarian area Pura Puseh Hita Karana.
Hal itu sangat penting , mengingat Pura merupakan tempat suci bagi Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Hyang Widhi Wasa, sehingga sudah seharusnya kesucian dan kelestarian bisa tetap terjaga.
"Saya mengajak Krama semua yang hadir di sini untuk ikut menjaga kesucian dan kelestarian Pura. Kita setiap hari akan melaksanakan persembahyangan, Pura merupakan tempat kita untuk mendekatkan diri kepada Ida Hyang Widhi Wasa, jadi Pura ini harus tetap terjaga kesucian dan kelestariannya," ujar Sudikerta.
Wagub Sudikerta yang didampingi Inspektur Provinsi Bali Ketut Teneng serta Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Ketut Lihadnyana juga mengapresiasi semangat warga yang begitu besar untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Pura.
Orang nomor Dua di Pemprov Bali itu juga mengajak Umat untuk melaksanakan korban suci (Yadnya) sesuai dengan kemampuan dalam bidang ekonomi.
Hal itu menjadi penekanan mengingat belakangan ini banyak Umat yang menjalankan Yadnya secara berlebihan agar bisa terlihat mewah.
Untuk itu, Wagub Sudikerta mengimbau Umat agar mengukur kemampuan dalam menjalankan Yadnya.
"Saya mengapresiasi semangat warga dalam pembangunan Pura ini, dengan semangat memiliki maka semua yang kita lakukan pasti akan bisa berjalan mudah. Selain itu, dalam melaksanakan Yadnya, jangan berlebihan apalagi jor-joran. Ukur akan kemampuan kita, jangan sampai selesai melaksanakan Yadnya malah meningalkan utang di mana-mana," ujar Wagub Sudikerta.
Sementara itu, Jro Kelian Adat Seririt Ketut Sukarno melaporkan, perbaikan dan pembangunan Pura Puseh Desa dilaksanakan sejak Juni 2016 dengan dana swadaya masyarakat dan bantuan khusus kabupaten (BKK). (Ben/Ant)
Wagub Sudikerta di hadapan ribuan masyarakat setempat mengajak warga untuk menjaga kesucian dan kelestarian area Pura Puseh Hita Karana.
Hal itu sangat penting , mengingat Pura merupakan tempat suci bagi Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Hyang Widhi Wasa, sehingga sudah seharusnya kesucian dan kelestarian bisa tetap terjaga.
"Saya mengajak Krama semua yang hadir di sini untuk ikut menjaga kesucian dan kelestarian Pura. Kita setiap hari akan melaksanakan persembahyangan, Pura merupakan tempat kita untuk mendekatkan diri kepada Ida Hyang Widhi Wasa, jadi Pura ini harus tetap terjaga kesucian dan kelestariannya," ujar Sudikerta.
Wagub Sudikerta yang didampingi Inspektur Provinsi Bali Ketut Teneng serta Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Ketut Lihadnyana juga mengapresiasi semangat warga yang begitu besar untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Pura.
Orang nomor Dua di Pemprov Bali itu juga mengajak Umat untuk melaksanakan korban suci (Yadnya) sesuai dengan kemampuan dalam bidang ekonomi.
Hal itu menjadi penekanan mengingat belakangan ini banyak Umat yang menjalankan Yadnya secara berlebihan agar bisa terlihat mewah.
Untuk itu, Wagub Sudikerta mengimbau Umat agar mengukur kemampuan dalam menjalankan Yadnya.
"Saya mengapresiasi semangat warga dalam pembangunan Pura ini, dengan semangat memiliki maka semua yang kita lakukan pasti akan bisa berjalan mudah. Selain itu, dalam melaksanakan Yadnya, jangan berlebihan apalagi jor-joran. Ukur akan kemampuan kita, jangan sampai selesai melaksanakan Yadnya malah meningalkan utang di mana-mana," ujar Wagub Sudikerta.
Sementara itu, Jro Kelian Adat Seririt Ketut Sukarno melaporkan, perbaikan dan pembangunan Pura Puseh Desa dilaksanakan sejak Juni 2016 dengan dana swadaya masyarakat dan bantuan khusus kabupaten (BKK). (Ben/Ant)
Tags
Bali