Jayapura, (Benhil, 10/4/2017) - Dewan Pengurus Pusat Gerakan Peduli Anti Narkoba Tawuran dan Anarkis (GAPENTA) Provinsi Papua mengajak pemuda untuk memberantas narkoba dan minuman keras (miras).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gapenta Papua Otniel Deda di Jayapura, Selasa mengemukakan pihaknya juga berupaya menyelamatkan generasi Papua untuk harus terhindar dari bahaya narkoba dan minuman keras.
"Kalau bicara narkoba, kita di Papua ini banyak sekali yang masuk yakni ganja, jenis ganja ini dikreatifiskan, dibuat dalam bentuk yang kreatif, daun ganja yang bisa dibuat dalam bentuk rokok dan juga daun ganja yang dikembangkan dalam bentuk-bentuk yang bisa dikonsumsi," ujarnya.
Masuknya daun ganja atau cimeng dalam bahasa gaul berasal dari negara tetangga Papua Nugini (PNG), kemudian dari Kabupaten Pegunungan Bintang yang juga berbatasan langsung dengan batas negara Indonesia dengan PNG, katanya.
"Daerah-daerah masuknya ganja ini didominasi oleh daerah yang berbatasan langsung negara PNG," ujarnya.
Dia mengatakan masuknya ganja (Cannabis sativa, Cannabis sativa forma indica, Cannabis ruderalis) yang suka bikin mabuk dan berhalusinasi juga melalui wilayah laut dan darat.
"Ini sangat memprihatinkan kami karena kenapa ganja dan jenis narkoba lain bisa begitu cepat masuk tanpa pengawalan yang ketat," ujarnya.
Dengan demikian, para pemuda dan juga masyarakat umum diharapkan ikut berperan, terlibat dalam memberantas masuknya narkoba dan minuman keras yang masih merajalela di tanah Papua, ujung timur nusantara.
Otniel Deda menuturkan hal yang mendasari organisasi GAPENTA bisa berdiri karena maraknya masuknya narkonya dari luar Indonesia dari Jepang, Cina, Hongkong dan juga dari Asia. (Ben/Ant)
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gapenta Papua Otniel Deda di Jayapura, Selasa mengemukakan pihaknya juga berupaya menyelamatkan generasi Papua untuk harus terhindar dari bahaya narkoba dan minuman keras.
"Kalau bicara narkoba, kita di Papua ini banyak sekali yang masuk yakni ganja, jenis ganja ini dikreatifiskan, dibuat dalam bentuk yang kreatif, daun ganja yang bisa dibuat dalam bentuk rokok dan juga daun ganja yang dikembangkan dalam bentuk-bentuk yang bisa dikonsumsi," ujarnya.
Masuknya daun ganja atau cimeng dalam bahasa gaul berasal dari negara tetangga Papua Nugini (PNG), kemudian dari Kabupaten Pegunungan Bintang yang juga berbatasan langsung dengan batas negara Indonesia dengan PNG, katanya.
"Daerah-daerah masuknya ganja ini didominasi oleh daerah yang berbatasan langsung negara PNG," ujarnya.
Dia mengatakan masuknya ganja (Cannabis sativa, Cannabis sativa forma indica, Cannabis ruderalis) yang suka bikin mabuk dan berhalusinasi juga melalui wilayah laut dan darat.
"Ini sangat memprihatinkan kami karena kenapa ganja dan jenis narkoba lain bisa begitu cepat masuk tanpa pengawalan yang ketat," ujarnya.
Dengan demikian, para pemuda dan juga masyarakat umum diharapkan ikut berperan, terlibat dalam memberantas masuknya narkoba dan minuman keras yang masih merajalela di tanah Papua, ujung timur nusantara.
Otniel Deda menuturkan hal yang mendasari organisasi GAPENTA bisa berdiri karena maraknya masuknya narkonya dari luar Indonesia dari Jepang, Cina, Hongkong dan juga dari Asia. (Ben/Ant)
Tags
Kesehatan