Perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah terjadi dalam kurun waktu 5 periode, yaitu sejak jaman Belanda, Jepang, Revolusi Fisik, Orde Baru hingga Era reformasi saat ini. Karena itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki andil yang strategis dalam perekonoian sebagai komoditas ekspor, kesempatan kerja, dan kebutuhan lainnya. Oleh sebab itu supaya produksi kelapa sawit terus berkembang perlu dibudidayakan kelapa sawit dengan buah yang banyak. Semakin banyak buah yang didapat semakin besar pula keuntungan yang diperolah petani, sesuai dengan jenis dan hasil kebun kelapa sawit yang dikelola.
Fakta di lapangan menunjukkan produktifitas kelapa sawit berbanding lurus dengan pemeliharaannya. Pohon sawit yang dipelihara dengan benar, maka akan menghasilkan buah dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, jika pohon sawit tidak diurusi dengan benar, buah yang diperoleh oleh pohon pun jadi lebih sedikit.
Dalam hal perawatan kelapa sawit perlu diperhatikan biaya yang akan dikeluarkan. Dapat dikatakan tepat apabila anggaran yang tersebut mampu menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan hasil yang optimal seperti buah yang melimpah. Ada beberapa faktor dalam memaksimalkan penggunaan biaya perawatan kelapa sawit, sebagai berikut:
Penyesuaian Metode dengan Lingkungan
Pemeliharaan kelapa sawit sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Perawatan pohon kelapa sawit di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Misalnya, tanaman yang dipelihara pada lahan gambut harus mendapat unsur hara mikro seperti Cu dan Fe dalam jumlah yang banyak. Pohon sawit di lahan gambut harus tercukupi kebutuhan airnya, karena itu juga membutuhkan sistem drainase yang baik. Tentu hal ini berbeda dengan pohon-pohon sawit yang berada di lahan mineral pastinya tidak terlalu membutuhkan mineral Cu dan Fe.
Penggunaan Alat Berteknologi Tinggi
Jaman kini semakin berkembang, termasuk dengan alat-alat pertanian. Saat ini sudah terdapat banyak alat pertanian yang dirancang dengan teknologi bersistem mekanis. Meskipun biaya pengadaannya agak mahal, namun jika dibandingkan dengan alat manual, peralatan mekanis mampu memberikan hasil yang lebih optimal. Sehingga banyak investor yang beralih ke alat yang lebih modern setelah menerima informasi tersebut. Selain itu pembelian alat pertanian ini sebaiknya jika memang benar-benar diperlukan.
Pengendalian Gulma secara Intensif
Gulma merupakan tanaman pengganggu yang tumbuh di area penanaman kelapa sawit. Dengan adanya gulma, tentu akan mengurangi unsur hara yang tersimpan dalam tanah yang seharusnya sangat dibutuhkan oleh pohon sawit dalam masa pertumbuhannya. Beberapa gulma yang berbahaya bagi pohon sawit adalah gulma kelas A seperti bambu, pisang, ilalang, senduduk dan masih banyak lagi. Pencegahan gulma dapat dilakukan baik dengan mekanis maupun kimiawi.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit cukup sering menyerang tanaman kelapa sawit. Hama dan penyakit ini bisa menyerang seluruh pohon kelapa sawit mulai dari akar, batang, pelepah, daun, bunga, sampai buah. Pemberantasan yang sebaiknya dilakukan pada hama dan penyakit ini adalah mempertahankan produktifitas pohon sawit yang dipelihara sejak dini.
Pemupukan dengan Jadwal dan Dosis yang Tepat
Pemupukan pada kelapa sawit tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Pemupukan ini harus dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah disusun sebelumnya dan menggunakan takaran yang tepat. Ada beberapa produk pupuk yang sering dipakai dalam merawat pohon sawit antara lain ure, ZA, KCI, TSP, borate dan dolomit. Para petani juga terkadang kerap memberikan pupuk berupa cuprum dan ferrit.
Penunasan yang Diatur
Tujuan dari penunasan adalah menjaga struktur pohon kelapa sawit lalu membersihkan tanaman serta meningkatkan produktifitas pohon sawit. Dalam mengerjakan penunasan harus menyesuaikan dengan umur dari tanaman tersebut. Misalnya tanaman yang memiliki umur kurang dari 9 tahun maka tunasnya harus songgo 3, sedangkan tanaman yang memiliki umur berkisar 9 – 15 tahun perlu ditunas dengan songgo 2. Selain itu, tanaman yang sudah memiliki umur lebih dari 15 tahun memerlukan tunasan songgo 1.
Prosedur Pemanenan yang Benar
Dalam proses memanen buah kelapa sawit yang perlu diperhatikan adalah menggunakan teknik yang benar. Apabila salah teknik, maka kemungkinan besar dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit mengalami stres. Tanaman kelapa sawit yang stres sudah pasti tidak akan mengeluarkan bunga sehingga tidak terjadi calon bakal buah.
Fakta di lapangan menunjukkan produktifitas kelapa sawit berbanding lurus dengan pemeliharaannya. Pohon sawit yang dipelihara dengan benar, maka akan menghasilkan buah dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, jika pohon sawit tidak diurusi dengan benar, buah yang diperoleh oleh pohon pun jadi lebih sedikit.
Dalam hal perawatan kelapa sawit perlu diperhatikan biaya yang akan dikeluarkan. Dapat dikatakan tepat apabila anggaran yang tersebut mampu menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan hasil yang optimal seperti buah yang melimpah. Ada beberapa faktor dalam memaksimalkan penggunaan biaya perawatan kelapa sawit, sebagai berikut:
Penyesuaian Metode dengan Lingkungan
Pemeliharaan kelapa sawit sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Perawatan pohon kelapa sawit di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Misalnya, tanaman yang dipelihara pada lahan gambut harus mendapat unsur hara mikro seperti Cu dan Fe dalam jumlah yang banyak. Pohon sawit di lahan gambut harus tercukupi kebutuhan airnya, karena itu juga membutuhkan sistem drainase yang baik. Tentu hal ini berbeda dengan pohon-pohon sawit yang berada di lahan mineral pastinya tidak terlalu membutuhkan mineral Cu dan Fe.
Penggunaan Alat Berteknologi Tinggi
Jaman kini semakin berkembang, termasuk dengan alat-alat pertanian. Saat ini sudah terdapat banyak alat pertanian yang dirancang dengan teknologi bersistem mekanis. Meskipun biaya pengadaannya agak mahal, namun jika dibandingkan dengan alat manual, peralatan mekanis mampu memberikan hasil yang lebih optimal. Sehingga banyak investor yang beralih ke alat yang lebih modern setelah menerima informasi tersebut. Selain itu pembelian alat pertanian ini sebaiknya jika memang benar-benar diperlukan.
Pengendalian Gulma secara Intensif
Gulma merupakan tanaman pengganggu yang tumbuh di area penanaman kelapa sawit. Dengan adanya gulma, tentu akan mengurangi unsur hara yang tersimpan dalam tanah yang seharusnya sangat dibutuhkan oleh pohon sawit dalam masa pertumbuhannya. Beberapa gulma yang berbahaya bagi pohon sawit adalah gulma kelas A seperti bambu, pisang, ilalang, senduduk dan masih banyak lagi. Pencegahan gulma dapat dilakukan baik dengan mekanis maupun kimiawi.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit cukup sering menyerang tanaman kelapa sawit. Hama dan penyakit ini bisa menyerang seluruh pohon kelapa sawit mulai dari akar, batang, pelepah, daun, bunga, sampai buah. Pemberantasan yang sebaiknya dilakukan pada hama dan penyakit ini adalah mempertahankan produktifitas pohon sawit yang dipelihara sejak dini.
Pemupukan dengan Jadwal dan Dosis yang Tepat
Pemupukan pada kelapa sawit tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Pemupukan ini harus dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah disusun sebelumnya dan menggunakan takaran yang tepat. Ada beberapa produk pupuk yang sering dipakai dalam merawat pohon sawit antara lain ure, ZA, KCI, TSP, borate dan dolomit. Para petani juga terkadang kerap memberikan pupuk berupa cuprum dan ferrit.
Penunasan yang Diatur
Tujuan dari penunasan adalah menjaga struktur pohon kelapa sawit lalu membersihkan tanaman serta meningkatkan produktifitas pohon sawit. Dalam mengerjakan penunasan harus menyesuaikan dengan umur dari tanaman tersebut. Misalnya tanaman yang memiliki umur kurang dari 9 tahun maka tunasnya harus songgo 3, sedangkan tanaman yang memiliki umur berkisar 9 – 15 tahun perlu ditunas dengan songgo 2. Selain itu, tanaman yang sudah memiliki umur lebih dari 15 tahun memerlukan tunasan songgo 1.
Prosedur Pemanenan yang Benar
Dalam proses memanen buah kelapa sawit yang perlu diperhatikan adalah menggunakan teknik yang benar. Apabila salah teknik, maka kemungkinan besar dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit mengalami stres. Tanaman kelapa sawit yang stres sudah pasti tidak akan mengeluarkan bunga sehingga tidak terjadi calon bakal buah.
Tags
Bisnis