Pembibitan pada tanaman khususnya kelapa sawit adalah hal yang sangat penting karena berkaitan dengan kualitas sawit yang dihasilkan. Secara definisi pembibitan dikenal sebagai tindakan untuk memperoleh bahan tanaman baru untuk memperbanyak tanaman tersebut. Dengan kata lain, proses penciptaan bibit yang lebih tahan terhadap lingkungan dan berdaya guna untuk manusia.
Artikel bertajuk Tahap Memilih dan Merawat Bibit Unggul Kebun Kelapa Sawit ini disajikan oleh SoilIndo perusahaan yang banyak bekerja pada perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah di Indonesia dengan bisnis utama perkerasan jalan tanah dan replanting, berperan menopang industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Pembibitan pada perkebunan kelapa sawit umumnya dilakukan melalui dua tahap atau satu tahap pekerjaan. Pembibitan satu tahap dilakukan dengan penanaman kecambah kelapa sawit langsung pada area perkebunan. Sedangkan pembibitan dua tahap dilakukan dengan menanamnya terlebih dahulu pada poly bag besar untuk memudahkan peletakkan setelah cukup umur.
Pembibitan dengan dua tahap lebih banyak dilakukan karena memiliki keunggulan tersendiri. Yaitu memungkinkan luas pembibitan lebih kecil dan bisa dilakukan untuk naungan. Dibandingkan dengan pembibitan satu tahap yang kadangkala ada beberapa bibit tidak tumbuh dan membuat pertumbuhan bibit lain tidak maksimal. Pembibitan dua tahap juga menjadikan pertumbuhan seimbang karena peletakan unsur hara dan pupuk pada saat di polybag.
Pembibitan awal atau prenursery yang dilakukan menggunakan polybag juga akan menghindarkan dari sinar matahari langsung, sehingga risiko kematian juga bisa diminimalisir. Selama proses ini kecambah akan dirawat dan dipelihara hingga umurnya tiga bulan. Kemudian dipindahkan pada pembibitan nursery 10-12 bulan.
Agar mendapatkan bibit unggul kelapa sawit, sebaiknya perhatikan beberapa kriteria berikut ini :
1. Daun bibit kelapa sawit tidak menguncup atau kaku
2. Pastikan anak daun bibit tersebar merata
3. Lihat pertanda apakah terkena penyakit tajuk atau tidak
4. Hindari mengambil bibit yang lebih kerdil dibandingkan bibit lain
5. Jangan memilih bibit dengan anak daun pendek dan lebar
6. Hindari helaian anak daun yang terlalu rapat atau terlalu jarang
Bibit kelapa sawit yang baik seharusnya mampu menghasilkan buah sawit yang berkualitas. Selain itu, tanamanya lebih tahan terhadap hama dan perubahan iklim yang mungkin terjadi. Disamping itu, tanaman sawit dari bibit unggul memiliki kemudahan dalam perawatan karena tanamannya lebih kokoh dan berakar kuat.
Kita akan membahas bagaimana perawatan bibit unggul untuk perkebunan kelapa sawit berdasarkan proses pembibitannya. Ada dua proses utama dalam pembibitan yaitu pembibitan awal dan perawatan, serta pembibitan sawit akhir hingga pengangkutan ke lokasi tanam. Berikut ini berbagai elemen penting yang harus diperhatikan agar bibit sawit bisa terawat dengan baik:
• Lokasi Pembibitan
Agar memperoleh bibit berkualitas prima, sebaiknya lokasi pembibitan dilakukan pada kemiringan tanah 30 sehingga bedengan pre-nursery bisa menjadi rata. Bedengan pada bagian atasnya diberi naungan berupa pohon atau atap buatan agar terhindar dari hewan penggangu atau perusak bibit. Lokasi yang baik juga sebaiknya dekat dengan sumber air agar mudah menyiramnya.
• Pemesanan Kecambah
Setelah kecambah muncul, segera lakukan pemilihan kecambah mana yang bagus dan yang berkualitas buruk. Ambil yang bagus dengan perhitungan yang tepat. Untuk satu hektar lahan tanaman sawit biasanya berjumlah maksimal 143 pohon dan membutuhkan setidaknya 220 biji kelapa sawit. Dari jumlah tersebut prediksi abnormal adalah 24% dan penyulaman 10%.
• Penanaman Kecambah
Kecambah tanaman apapun termasuk kelapa sawit memiliki daya tahan yang lemah terhadap lingkungan. Bahkan pada terik matahari, untuk itu pastikan kecambah berada pada lokasi yang teduh sebelum dimasukkan ke dalam polybag. Ingat, bahwa kecambah ini hanya bisa bertahan sekitar 3-5 hari di tempat penghasil kecambah. Sebelum diletakkan pada babybag pastikan rutin disiram setiap pagi dan menggemburkan tanah dengan ibu jari dan membuatkan lubang untuk kecambah.
• Penyiangan dan Penyiraman
Setelah diletakkan pada babybag, bibit kelapa sawit harus terus diperhatikan. Pastikan terhindar dari rumput yang tumbuh dan dilakukan penyiangan sekitar dua minggu sekali. Lakukan penyiraman teratur pada jam 06.00-10.30 di pagi hari dan jam 15.00 di sore hari. Volumenya ditakar 0,25-0,5 liter per bibit.
• Proteksi dan Seleksi
Selama proses pre-nursery, bibit kelapa sawit biasanya belum terlihat ada serangan hama atau penyakit. Paling sering terjadi karena adanya sejenis jamur dan bisa dihilangkan dengan tangan. Jika terus menyebar, segera lakukan antisipasi dengan penyemprotan fungisida seperti Dithane, Sevin atau Anthio dengan dosis secukupnya. Setelah itu barulah bibit sawit untuk perkebunan kelapa sawit bisa dipindahkan dari prenursery ke main nursery dengan menggunakan baby bag ke peti kayu. Berikut ini langkah perawatan pentik pada sesi ini :
• Pemupukan
Proses pemindahan dilakukan dengan menggunakan babybag menuju peti kayu yang ukurannya 66,5 x 42 x 27,5 cm. Satu peti kayu biasanya hanya muat 35 bibit saja. Pengangkutan dilakukan dengan sangat berhati-hati agar bibit tidak rusak dan segera diletakkan di lahan main nursery.
Pada bibit kecil dilakukan pemupukan tahap pertama dengan larutan pupuk 8 gram pada bulan pertama, 16 gram pada bulan kedua serta bulan ketiga 24 gram NPK 15/15/6/4 dalam 5 liter air untuk 100 bibit. Dilakukan seminggu sekali dengan aplikasi gembor. Bibit disiram 10 menit setelah aplikasi pupuk agar daun tidak terbakar. Setelah bibit berada pada polybag besar di umur 13 minggu, lanjutkan pemupukan dengan dosis 3 bulanan.
Sementara pada bibit besar dilakukan penaburan pada sisi terjauh polybag dengan pupuk NPK 12/12/17/2 sejumlah 10 gram per pokok tiap bulan. Hingga bibit berusia 12 bulan. Jika pupuk mendekati pangkal batang, segera jauhkan karena berisiko batang terbakar karena pupuk bersifat panas.
Setelah satu tahun jika bibit digunakan untuk sisipan (APM) tetap lanjutkan pemupukan dengan NPL 12/12/17/2 sejumlah 10 gram tiap bulan dan 20 gram kiesetire tiap dua bulan sekali. Selalu perhatikan kualitas bibit sawit agar tidak kekurangan unsur hara atau kelebihan pupuk. Gejala kekurangan unsur hara bisa berupa daun menguning dan segera lakukan penambahan pupuk N bentuk cair. Lakukan juga pemupukan pada daun yang telah memiliki tiga helai daun di awal pembibitan.
• Pengangkutan Bibit
Bibit sawit yang akan ditanam di lapangan bervariasi, ada yang berumur 8 bulan dan ada pula yang satu tahun. Kondisi ini tergantung pad apembibitan optimal dan kesiapan bibit untuk ditanam. Usia ideal bibit ditanam adalah 10-14 bulan. Semakin tua bibit maka akan semakin bagus karena akan semakin tahan terhadap kondisi lapangan berupa risiko hama seperti babi hutan. Apalagi jika kondisi lahan kurang optimal.
Kondisi perpindahan pada perkebunan kelapa sawit ini akan membuat bibit mengalami “transplanting shock” yang berakibat bibit mati. Namun lebih banyak mati karena hama dan serangan hewan. Sebelum dipindahkan, sekitar tiga atau empat bulan sebelum tanam lapangan, putar polybag 180o agar akar tercabut dari tanah.
Sebelum diangkat dan dibawa ke lapangan, siram bibit secara rutin. Ketika proses pengangkutan dilakukan seharusnya bibit diletakkan pada lokasi yang teduh agar terhindar dari kerusakan. Jika bibit lebih tinggi dari 1,5 meter sebaiknya dipangkas menjadi 1,2 meter saja untuk mengurangi penguapan. Setelah itu barulah bibit bisa diletakkan pada kebun sesuai dengan perhitungan area yang tepat.
Artikel menarik lainnya disajikan oleh BENHIL situs bisnis yang berhubungan dengan tanaman sawit dapat dilihat pada posting berjudul Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Uraian singkat sejak jaman Belanda hingga saat ini, Indonesia menjadi pemasok utama kebutuhan CPO dunia dan menjadi yang terbesar, mengalahkan Malaysia.
Tags
Bisnis