Listrik merupakan salah satu alternative
pencahayaan dan juga sebagai pelengkap berbagai kebutuhan lainnya, sumber
energi yang satu ini sangat penting dan menjadi kebutuhan tersendiri bagi
masyarakat di zaman modern ini. Meski di daerah perkotaan aliran listrik ini
dapat disalurkan dengan baik oleh PLN, selain itu aliran listrik dapat memenuhi
seluruh kebutuhan yang ada namun berbeda kondisinya dengan di daerah terpencil
dan jauh dari ibukota.
Indonesia sendiri memiliki jumlah wilayah
dan kepulauan yang sangat banyak, hal ini menjadikan Negara Indonesia menjadi
salah satu Negara dengan wilayah terbanyak di dunia. Meski begitu, laju
perkembangan Negara Indonesia masih belum begitu tinggi. Hal ini wajar saja,
mengingat Negara Indonesia masih merupakan Negara yang baru terbentuk semenjak
kemerdekaannya di tahun 1945.
Sebab Listrik RI Impor Dari Negri Malaysia
Luasnya wilayah Indonesia dan pembangunan
sumber energy yang masih belum merata, hal ini menjadi alasan di beberapa
wilayah yang ada di Indonesia masih belum teraliri oleh listrik. Kondisi yangs
satu ini memang menjadi tantangan tersendiri, khususnya untuk gubernur
Kalimatan Barat. Wilayah Kalimantan Barat memang salah satu wilayah yang jauh
dari ibu kota, bahkan masuk ke dalam perbatasan wilayah Indonesia – Malaysia.
Cornelis yang merupakan Gubernur
Kalimantan Barat, beliau menyatakan bahwa di beberapa wilayah yang ada di
Kalimantan Barat memasok aliran listrik yang diimpor dari Negara tetangga yakni
Malaysia. Kenapa memilih Negara Malaysia, tentunya alasannya sangat jelas
karena wilayah Kalimantan Barat sangat berdekatan dengan Negara ini.
Cornelis sendiri menuturkan, upaya impor
listrik yang dilakukan ini karena adanya kondisi yang sangat mendesak. Jadi mau
tidak mau, impor listrik dari Malaysia ini perlu untuk dilakukan guna memenuhi
kebutuhan pasokan listrik sehari-hari. Beliau mengatakan bahwa setidaknya di
wilayah Kalimantan Barat, sekitar 6 kabupaten di dalamnya (Pontianak,
Bengkayang, Mempawah, Sambas, Singkawang, dan Kubu Raya) masih menggunakan
listrik yang diimpor dari negri Jiran tersebut.
Terkait soal impor mengimpor listrik ini,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral / ESDM menyatakan bahwa kegiatan ini
tidak membahayakan kedaulatan energy nasional. Pasalanya, listrik yang diimpor
dari Negara Malaysia ini tidak lebih dari 30 persen dari konsumsi listrik yang
berada di wilayah Kalimantan Barat. Pihak kementerian juga menuturkan, seluruh
sistem listrik yang ada di Indonesia termasuk Kalbar akan segera ditingkatkan
30 persen dari kebutuhan yang ada.
Oleh karenanya, jika pembangkit dari
Malaysia berhenti melakukan pemasokan listrik entah dengan alasan apapun, maka
Kalimantan Barat tidak akan mengalami keadaan gelap gulita. Pasokan listrik
dari Malaysia sendiri, menurut kementerian ESDM dapat ditutupi dengan cadangan
daya listrik yang ada di Indonesia.
Sekedar pengetahuan, kebutuhan tenaga
listrik di Kalimantan Barat saat ini mencapai angkan 307 MW, untuk jumlah
listrik yang diimpor dari Malaysia mencapai 75 MW dan akan ditingkatkan ke
angka 95 MW dalam waktu dekat ini. Untuk pasokan angka 95 MW ini masih belum
masuk pada 30 persen angka kebutuhan, sedangkan untuk cadangan daya listrik di
Kalimantan Barat sendiri akan ditingkatkan pada angka kurang lebih 100 MW.
Jarman yang merupakan perwakilan
kementerian ESDM, beliau menyatakan bahwa Kalimantan Barat tidak akan mengalami
ketergantungan akan pasokan listrik dari negri tetangga tersebut. Adanya krisis
listrik karena ketergantungan ke satu pemasok seperi pulau Nias, beliau
menyatakan bahwa hal tersebut tidak akan terulang lagi.
Tags
Bisnis