Pengusaha Properti di Karawang, Amin Supriyadi mengatakan perlu tindakan yang mantap dari pemerintah untuk menjaga likuiditas di tengah gejolak ekonomi Indonesia pada masa sekarang. Pengaruh nilai tukar rupiah pada bisnis properti sangat besar dan instan.
Di masa yang perekonomian cukup mengkhawatirkan ini, lanjutnya, perusahaan properti di Indonesia bahkan seluruh perusahaan atau pabrik di segala bidang perlu menahan ekspansi apabila harus menggunakan dana pinjaman dalam jumlah besar. Seluruh perusahaan, pelaku bisnis harus pintar-pintar untuk menjaga cashflow-nya.
“Kalau kita sekarang menghadapi persoalan seperti ini, ya lazimya kita harus terus jaga likuiditas, jangan menyerap anggaran pinjaman yang terlalu besar. Itu yang paling penting. Kalau pengembang yang penting harus menjaga likuiditasnya," kata Komisaris PT Galuh Citarum itu.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, mata uang Garuda menguat ke posisi Rp 13.713 per dollar AS dibandingkan sebelumnya pada Rp 13.800.
Terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar di kuartal pertama ini, Amin mengatakan pelemahan ini memiliki dampak positif dan negatif terhadap pasar properti di Indonesia. Dari segi positif, calon konsumen lebih baik membeli properti daripada menyimpan seluruh tabungannya di bank.
"Bisa saja karena masyarakat melihat nilai tukar rupiah ini semakin melemah, maka mereka keluarkan dana untuk properti," tutur Amin. Adapun sisi negatifnya menurut pria yang telah menyulap Kota Karawang di Jawa Barat menjadi kota modern. Melemahnya rupiah akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Nah, kalau tadi positifnya, sekarang yang negatif nya begini, bisa saja karena sangkin lemahnya nilai tukar rupiah mereka juga menahan pundi pundi untuk membeli properti. Kemungkinan tersebutlah yang kini terjadi di masyarakat," tutup Amin saat berbicang dengan BisnisPost tentang Jumlah Pengusaha yang perlu ditingkatkan di Indonsia, awal Agustus lalu.
Di masa yang perekonomian cukup mengkhawatirkan ini, lanjutnya, perusahaan properti di Indonesia bahkan seluruh perusahaan atau pabrik di segala bidang perlu menahan ekspansi apabila harus menggunakan dana pinjaman dalam jumlah besar. Seluruh perusahaan, pelaku bisnis harus pintar-pintar untuk menjaga cashflow-nya.
“Kalau kita sekarang menghadapi persoalan seperti ini, ya lazimya kita harus terus jaga likuiditas, jangan menyerap anggaran pinjaman yang terlalu besar. Itu yang paling penting. Kalau pengembang yang penting harus menjaga likuiditasnya," kata Komisaris PT Galuh Citarum itu.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, mata uang Garuda menguat ke posisi Rp 13.713 per dollar AS dibandingkan sebelumnya pada Rp 13.800.
Terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar di kuartal pertama ini, Amin mengatakan pelemahan ini memiliki dampak positif dan negatif terhadap pasar properti di Indonesia. Dari segi positif, calon konsumen lebih baik membeli properti daripada menyimpan seluruh tabungannya di bank.
"Bisa saja karena masyarakat melihat nilai tukar rupiah ini semakin melemah, maka mereka keluarkan dana untuk properti," tutur Amin. Adapun sisi negatifnya menurut pria yang telah menyulap Kota Karawang di Jawa Barat menjadi kota modern. Melemahnya rupiah akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Nah, kalau tadi positifnya, sekarang yang negatif nya begini, bisa saja karena sangkin lemahnya nilai tukar rupiah mereka juga menahan pundi pundi untuk membeli properti. Kemungkinan tersebutlah yang kini terjadi di masyarakat," tutup Amin saat berbicang dengan BisnisPost tentang Jumlah Pengusaha yang perlu ditingkatkan di Indonsia, awal Agustus lalu.
foto: TEMPO
Tags
Bisnis