Elia Massa Manik |
Jakarta, 23/4 (Benhil) - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai pergantian Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik merupakan hal yang pantas.
"Banyak manuver Elia Massa Manik yang menimbulkan keresahan dan kegaduhan, serta memicu inflasi," kata Fahmy dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Manuver yang dinilai kurang tepat diantaranya kelangkaan BBM, penaikan harga pertalite dan paling akhir adalah terkesan cuci tangan dalam kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.
Sementara itu penunjukkan Nicke sebagai Plt Dirut PT Pertamina juga dinilai sudah layak karena mempunyai pengalaman sebagai pemimpin sebelumnya, baik ketika di PLN ataupun perusahaan swasta asing.
"Siapa penggantinya? Sebaiknya, Dirut definitif dari salah seorang direksi sebelumnya, bukan dari luar," kata Fahmy.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya, berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) PT Pertamina (Persero) mencopot Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan ada beberapa alasan jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) diganti.
"Semua proses dilakukan bersama dan mendapatkan masukan Dewan Komisaris," kata Fajar.
Alasan pertama, menurutnya merupakan rangkaian keseluruhan dari tahapan setelah holding, yang dimaksudkan untuk memperkuat dan mempercepat implentasi holding.
Kedua, alasannya adalah ada pergantian Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina serta jajaran lainnya juga.
Selain itu, terkait dengan pengamatan dan penilaian Dewan Komisaris Pertamina bahwa Pertamina harus segera melakukan kajian dampak dari perubahan biaya dan kenaikan harga yang terakhir. Kemudian, sekaligus dikaitkan dengan kenaikan harga minyak mentah yang memengaruhi biaya Pertamina. "Setelah SK 39 ada tiga direktur yang masih kosong, tapi struktur direktur sudah diatur. Tapi pengisian dan penilaian terhadap masing-masing direktur belum dilakukan," katanya.
Kejadian tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan juga menjadi salah satu rangkaian pertimbangan.
Dengan pergantian tersebut, Direktur Utama PT Pertamina dijabat oleh Plt yaitu Nicke Widyawati, dengan alasan Nicke merupakan ketua implementasi holding migas.
Direksi baru Pertamina adalah Plt Direktur Utama sekaligus Direktur SDM Nicke Widyawati, Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif, Direktur Keuangan Arief Budiman, Direktur Pemasaran Korporasi Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Retail Masud Hamid, Direktur Manajemen aset M. Haryo Junianto, Direktur MPP: Heru Setiawan dan Direktur infrastruktur Gandhi Sriwidjojo. (An/Ben)
"Banyak manuver Elia Massa Manik yang menimbulkan keresahan dan kegaduhan, serta memicu inflasi," kata Fahmy dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Manuver yang dinilai kurang tepat diantaranya kelangkaan BBM, penaikan harga pertalite dan paling akhir adalah terkesan cuci tangan dalam kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.
Sementara itu penunjukkan Nicke sebagai Plt Dirut PT Pertamina juga dinilai sudah layak karena mempunyai pengalaman sebagai pemimpin sebelumnya, baik ketika di PLN ataupun perusahaan swasta asing.
"Siapa penggantinya? Sebaiknya, Dirut definitif dari salah seorang direksi sebelumnya, bukan dari luar," kata Fahmy.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya, berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) PT Pertamina (Persero) mencopot Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan ada beberapa alasan jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) diganti.
"Semua proses dilakukan bersama dan mendapatkan masukan Dewan Komisaris," kata Fajar.
Alasan pertama, menurutnya merupakan rangkaian keseluruhan dari tahapan setelah holding, yang dimaksudkan untuk memperkuat dan mempercepat implentasi holding.
Kedua, alasannya adalah ada pergantian Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina serta jajaran lainnya juga.
Selain itu, terkait dengan pengamatan dan penilaian Dewan Komisaris Pertamina bahwa Pertamina harus segera melakukan kajian dampak dari perubahan biaya dan kenaikan harga yang terakhir. Kemudian, sekaligus dikaitkan dengan kenaikan harga minyak mentah yang memengaruhi biaya Pertamina. "Setelah SK 39 ada tiga direktur yang masih kosong, tapi struktur direktur sudah diatur. Tapi pengisian dan penilaian terhadap masing-masing direktur belum dilakukan," katanya.
Kejadian tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan juga menjadi salah satu rangkaian pertimbangan.
Dengan pergantian tersebut, Direktur Utama PT Pertamina dijabat oleh Plt yaitu Nicke Widyawati, dengan alasan Nicke merupakan ketua implementasi holding migas.
Direksi baru Pertamina adalah Plt Direktur Utama sekaligus Direktur SDM Nicke Widyawati, Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif, Direktur Keuangan Arief Budiman, Direktur Pemasaran Korporasi Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Retail Masud Hamid, Direktur Manajemen aset M. Haryo Junianto, Direktur MPP: Heru Setiawan dan Direktur infrastruktur Gandhi Sriwidjojo. (An/Ben)
Tags
Aktual